Banjir Rob Rendam 100 Rumah Warga di Polman Sulbar

Banjir Rob Rendam 100 Rumah Warga di Polman Sulbar

Abdy Febriadi - detikNews
Senin, 06 Des 2021 00:04 WIB
Polewali -

Sedikitnya 100 rumah warga di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), terendam banjir rob dengan ketinggian mencapai 50 centimeter. Selain itu, satu kapal nelayan juga hancur akibat dihempas gelombang tinggi.

Peristiwa yang sempat menimbulkan kepanikan warga ini, terjadi di Lingkungan Ujung, Kelurahan Polewali, Kecamatan Polewali. Air mulai naik pada sore hari sekitar pukul 18.30 WIB.

Lurah Polewali Abdul Karim mengungkapkan, banjir rob yang terjadi kali ini lebih parah dibanding tahun sebelumnya. Ia menyebut, banjir akibat pasang surut air laut ini, kerap berlangsung selama beberapa bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banjir rob yang terjadi kali ini lebih parah karena hujan di hulu, jadi bersamaan dengan air pasang datang,"ujar Karim kepada wartawan, Minggu (5/12/21) malam.

"Selama ini tiap tahun terjadi banjir rob di Kelurahan Polewali, khususnya di Lingkungan Ujung. Kemungkinan ini bisa terjadi sampai bulan tiga tahun depan," sambungnya, sembari memantau pemukiman warga yang terendam banjir.

ADVERTISEMENT

Menurut Karim, pihaknya telah berulang kali melaporkan ini peristiwa tahunan ini ke pihak terkait, namun belum mendapat perhatian.

"Saya sudah tiga kali ini bermohon ke Balai, untuk dibuat tanggul atau pemecah ombak. Soalnya ada sekira 100 rumah penduduk di sini yang kena dampak, namun sampai saat ini belum ada tanggapan,"tutur Karim kecewa.

Peristiwa yang disebabkan pasang surut air laut ini, mengakibatkan sejumlah warga di daerah ini terpaksa mengungsi. Satu kapal nelayan senilai 100 juta rupiah, juga hancur dihempas gelombang tinggi.

"Untuk sementara ada yang mengungsi tiga keluarga. Ada kapal nelayan, bagang nilainya 100 juta rupiah, hancur dihantam ombak. Kita bermohon pemerintah memberi perhatian, membangun tanggul untuk mengamankan pemukiman masyarakat saya," pungkas Karim.

Salah satu warga setempat, Saparuddin berharap pemerintah segera turun tangan memberikan perhatian. Fenomena naiknya muka air laut, membuat mereka hidup dalam keresahan.

"Karena itu, kami sangat berharap kepada pemerintah agar segera membangun tanggul pemecah ombak. Soalnya kami semua yang ada di sini sangat khawatir, setiap kali kondisi seperti ini terjadi," kata Saparuddin.

Mencegah timbulnya kerugian yang lebih besar, warga yang rumahnya terendam banjir rob, memilih mengamankan harta bendanya ke tempat aman. Sementara lainnya, beramai-ramai menambatkan perahu mereka ke daratan, agar tidak hancur dihempas gelombang tinggi.

Sebagian warga juga memilih berjaga di pinggir pantai, sembari memantau kondisi ombak, untuk mengantisipasi terjadinya hal tidak diinginkan.

Halaman 3 dari 2
(lir/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads