Awas panas Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur sejauh ini sudah bererupsi sebanyak tiga kali. Erupsi ini masih bisa terjadi lagi.
"Cirikhas dari Semeru ini erupsinya berupa awan panas guguran. Itu setidaknya tiga (awan panas guguran)," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono dalam siaran persnya di Channel Youtube BNPB, Minggu (5/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu erupsi terjadi pada dini hari tadi. Erupsi terjadi lagi usai subuh dan pukul 10 pagi tadi.
"Jadi yang pertama itu terjadi pada dini hari, yaitu pada pukul 00.30 WIB. Kemudian setelah subuh, pukul 05.00 WIB itu juga ada. Kemudian tadi pagi sekitar pukul 10an lebih sedikit ada awan panas guguran," ungkapnya.
Luncuran awan panas pada dua erupsi pertama tidak begitu tampak. Hal ini karena visualisasi tertutup kabut.
"Nah yang dua pertama itu tidak terlihat seberapa jauh luncurannya. Karena visualisasi tertutup oleh kabut," ungkapnya.
Namun, erupsi selanjutnya pada pukul 10 pagi masih bisa terpantau. Luncurannya kurang lebih 2 km
"Kemudian yang jam 10 ini bisa terpantau, lebih kurang 2 km dari puncak itu luncurannya. Jadi agak menurun ini luncurannya. Dibandingkan dengan yang hari Sabtu kemarin yang cukup besar. Ada yang mengatakan 10-11 km, ada yang mengatakan 4-5 km. Tapi ini masih kami selidiki karena tidak mudah juga mencapai lokasi itu," tuturnya.
Simak Video 'Gubernur Khofifah Tinjau Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Semeru':
Badan Geologi Kementerian ESDM terus memantau aktivitas Gunung Semeru. Erupsi bisa terjadi lagi.
"Kami memantau 24 jam sehari untuk aktivitas Gunung Semeru ini. Mudah-mudahan erupsi lain tidak terlalu besar ya meskipun nanti akan terjadi lagi," jelasnya.
Selain itu, curah hujan harus diwaspadai. Semata-mata agar tak memicu hal lainnya.
"Yang juga perlu diwaspadai juga tingkat curah hujan ini. Mudah-mudah curah hujannya tidak ekstrim sehingga tidak memicu hal-hal yang lain," katanya.