Organisasi kemasyarakatan (ormas) Patriot Garuda Nusantara (PGN) menghadang aksi Aliansi Mahasiswa Papua Komite Kota Bali (AMP-KKB) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP). Akibatnya, kedua kubu ricuh.
Ketua PGN Bali Pariyadi alias Gus Adi mengungkap alasan menghadang aksi dari AMP-KKB dan FRI-WP. Menurutnya, hal itu dilakukan agar mereka tak berorasi soal Papua merdeka.
"Aksi kita aksi bela negara untuk mencegah dia tidak mengucapkan merayakan kemerdekaan Papua. Karena memang tidak benar kalau dikatakan Papua merdeka," kata Gus Yadi kepada wartawan, Rabu (1/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Gus Yadi, massa aksi AMP-KKB dan FRI-WP juga menyiapkan batu hingga kayu di mobil komando yang ada sound system-nya. Menurutnya, yang berorasi bukanlah orang Papua, tetapi orang Jawa dari lembaga bantuan hukum (LBH).
"Jadi tindakan polisi ke mana sekarang, sudah melihat dengan jelas yang orasi itu bukan orang Papua, teriak-teriak pembacaan petisi di mobil komando, anarkis membawa batu melempari kita dan juga panah," ungkap Gus Yadi.
Dia menuturkan pemicu awal kericuhan dengan massa aksi AMP-KKB dan FRI-WP karena PGN berupaya membubarkan massa aksi. Sebab, menurut Gus Yadi, mereka melanggar ketentuan.
"Izinnya dia kan jam 10 pagi, tapi jam 6 sudah melakukan gerakan. Nah ini saya yakin ini skenario dari LBH, banyak juga tadi kendaraan masyarakat yang lewat kena lemparan batu. Ini harus ditindaklanjuti, kalau tidak ditindaklanjuti, kami mau laporkan ke Polda. Kalau Polda tidak bisa menangani hal ini, maka kami minta Kapolri untuk mencopot Kapolda Bali," ungkapnya.
Gus Yadi mengatakan ada 70 orang dari ormas PGN yang turun dalam aksi tersebut. 70 persen dari mereka mengalami luka-luka akibat ricuh dengan aksi massa AMP-KKB dan FRI-WP.
"Dari PGN 70 persen luka semua, karena kami tidak siap. Mereka bawa kayu, batu dan panah juga. Teman PGN turun 70 orang," ungkapnya.
Gus Yadi bakal melaporkan tindakan AMP-KKB dan FRI-WP ke Polda Bali serta menanyakan mengapa laporan sebelumnya tidak ditindaklanjuti. Tak hanya itu, dia juga mengaku akan melapor ke Kapolri, BNPT dan Densus-88.
"(Yang dilaporkan) semuanya itu yang terlibat di sana. Karena itu bukan hanya AMP, di situ ada kelompok dari OPM. Kami laporkan, karena bukan AMP saja karena ada juga kelompok yang menyampaikan ingin merdeka itu OPM," kata dia.
Simak juga 'Heboh! Mahasiswa Demo Papua Merdeka di Makassar Dibubarkan Ormas':