Ketua PWNU DKI, Syamsul Maarif, turut menanggapi soal rencana Reuni 212 di Jakarta. Syamsul mempersilakan Reuni 212 digelar namun meminta tak dijadikan sebagai gerakan politik.
Pernyataan itu disampaikan Syamsul saat mengisi materi dalam diskusi webinar yang diadakan Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Independen Pemuda Pemerhati Indonesia (DPP LIPPI) seperti dalam keterangan tertulis, Senin (29/11/2021).
"Kritik pemerintah ya silakan. Memang pemerintah harus diingatkan akan tetapi dengan cara yang baik ya," ujar Syamsul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syamsul mengatakan, pendapat harus disampaikan dengan dasar etika-etika keagamaan. Syamsul menjelaskan, agama Islam tidak memerintahkan umatnya untuk mencaci-maki.
"Oleh karena itu saya berharap misalnya begini kalau ada orang yang berkeinginan melakukan gerakan massa mengumpulkan massa yang banyak dan gerakan-gerakan seperti gerakan Reuni 212, saya berharap orang-orang yang mau mengadakan Reuni 212 itu akan lebih baik. Misalnya membentuk partai dari pada gerakan-gerakan yang melelahkan hasilnya dia hanya kumpul-kumpul kalo ini misalnya dijadikan abadi dibuat partai itu akan lebih baik ya," ujar Syamsul.
Lihat juga video 'Respons Anies soal Reuni 212 Mau Digelar di Patung Kuda':