Hari Guru Nasional, Basarah Harap Guru Jadi Benteng Ideologi Pancasila

Hari Guru Nasional, Basarah Harap Guru Jadi Benteng Ideologi Pancasila

Atta Kharisma - detikNews
Kamis, 25 Nov 2021 21:52 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menilai peran guru di revolusi industri 4.0 sekarang menjadi lebih berat. Menurutnya, guru tidak saja sekadar mengajarkan teori, tapi juga bisa menjadi bagian dari benteng ideologi yang menjaga penerus bangsa dari ancaman ideologi transnasionalisme.

"Teknologi membuat guru dan buku bukan satu-satunya sumber ilmu dan informasi. Teknologi membuat para siswa sekarang bisa mengakses informasi secara bebas tanpa batas. Ini bagus dari sisi pengembangan siswa dalam belajar, tapi bukan tanpa ancaman. Ada penumpang gelap dalam banjir informasi berupa ideologi transnasional," ujar Basarah dalam keterangannya, Kamis (25/11/2021).

Dalam menghadapi banjir informasi yang bersifat transnasional itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu berharap para guru dapat memperkuat aspek kognitif siswa dengan ideologi Pancasila. Menurut, setidaknya ada dua ideologi transnasional yang secara masif menjadi penumpang gelap kemajuan teknologi informasi yang terus bekerja menghancurkan generasi muda Indonesia, masing-masing liberalisme dan fundamentalisme pasar serta fundamentalisme agama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paham individualisme dan liberalisme menegasikan kepentingan komunal dan mengedepankan kepentingan individu. Dari sinilah antara lain lahir pembelaan atas paham yang melegalkan pernikahan sejenis di beberapa negara barat yang berpangkal dari paham individualisme liberalisme tersebut. Aktivitas ini banyak yang membela atas nama Hak Asasi Manusia (HAM) dunia," jelasnya.

Di sisi lain, lanjut Basarah yang juga berprofesi sebagai 'guru' di Universitas Islam Malang itu, fundamentalisme dan radikalisme berbasis agama juga muncul. Dia menunjuk berbagai temuan lembaga survei nasional tentang adanya sikap intoleran dan penolakan terhadap Pancasila oleh sementara kalangan di tengah masyarakat Indonesia.

ADVERTISEMENT

Jika fakta ini dibiarkan, Basarah pesimis para guru akan menjadi benteng ketahanan ideologi nasional. Oleh karena itu dia berharap, dalam peringatan Hari Guru Nasional yang memajang tagline 'Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan' ini, semua guru hendaknya mengingat kembali pesan Bung Karno dalam tulisannya 'Menjadi Guru di Masa Kebangunan'.

"Jika guru-guru perguruan kita itu hanya guru-guru yang tahu mengajar menulis dan menghitung saja, maka alangkah besarnya bencana yang dapat menjangkit daripada penyakit-penyakit masyarakat internationaal kepada tubuhnya masyarakat sendiri. Kalau guru-guru kita tidak orang-orang yang geestelijk weerbaar (tangguh secara mental) terhadap kepada jangkitannya penyakit-penyakit itu, maka bolehlah bangsa Indonesia dari sekarang sedia-sedia akan menerima hari kemudian yang kelam hitam sama sekali," ungkapnya mengutip tulisan Bung Karno itu.

Untuk itu, Basarah yang menulis buku 'Bung Karno, Islam dan Pancasila' ini berharap para guru mendalami Pancasila karena ideologi ini terbukti telah mempersatukan keragaman Indonesia. Bangsa Indonesia yang berpenduduk hampir 270 juta jiwa ini memang ditakdirkan hidup dalam keragaman. Terdapat sekitar 1.340 suku, 718 bahasa, 17.504 pulau, serta enam agama dan aliran kepercayaan.

Dia melanjutkan, ketika program merdeka belajar menekankan kebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif, seharusnya program ini diikuti dengan penguatan dari sisi mental ideologis. Salah satunya dengan memasukkan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib di sekolah.

"Sebagai dasar dan ideologi negara, Pancasila harus diajarkan kepada generasi penerus bangsa. Bisa dibayangkan betapa mengerikannya kalau kebebasan dalam berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif tidak berpedoman pada nilai-nilai ideologi Pancasila. Di situ diajarkan tentang ketuhanan, keadilan sosial, persatuan bangsa dan seterusnya," pungkasnya.

Simak video 'Jokowi-Ma'ruf Amin Ucapkan Selamat Hari Guru Nasional':

[Gambas:Video 20detik]



(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads