Menhub Ingin Sekolah Pelayaran Bangkitkan Kejayaan Maritim RI

Menhub Ingin Sekolah Pelayaran Bangkitkan Kejayaan Maritim RI

Atta Kharisma - detikNews
Rabu, 24 Nov 2021 15:13 WIB
Budi Karya Sumadi
Foto: Dok. Kemenhub
Jakarta -

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi berharap keberadaan sekolah pelayaran di Indonesia dapat kembali membangkitkan kejayaan maritim seperti yang dirasakan pada zaman kerajaan. Hal itu disampaikannya dalam acara Perayaan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kelautan yang digelar oleh Balai Besar Pendidikan, Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP).

Dalam acara yang digelar di Pelabuhan Penumpang Nusantara, Tanjung Priok tersebut, Budi menjelaskan bagaimana perkembangan pendidikan pelayaran di Indonesia sudah dimulai sejak era kerajaan Kutai.

"Perkembangan Pendidikan Kepelayaran di Indonesia telah dimulai sejak zaman kerajaan, diawali pada masa kerajaan tertua di Nusantara sejak Kerajaan Kutai pada tahun 400 Masehi yang diperkirakan berdiri di daerah Muarakaman di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur diperkirakan menjadi tempat singgah jalur perdagangan internasional melewati Selat Makassar," ungkap Budi Karya, Rabu (24/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejayaan maritim pada era kerajaan dan kesultanan itulah yang membuat Belanda mendirikan sekolah kepelayaran di Indonesia yang bernama 'Kweekschool voor Inlandsche Schepelingen te Makassar' (Sekolah Kejuruan untuk Awak Kapal Pribumi di Makassar) pada tahun 1915.

Budi kemudian menjelaskan kalau benih-benih dan naluri untuk menjadi bangsa pelaut yang ditinggalkan oleh nenek moyang mendorong dibukanya kembali Sekolah Latihan Penyeberangan Laut Sulawesi (SLPS).

ADVERTISEMENT

"Nenek moyang bangsa ini adalah bangsa maritim. Tidak heran bila benih-benih dan naluri untuk menjadi bangsa pelaut yang besar kemudian mendorong dibukanya kembali Sekolah Pelaut di Makassar pada tahun 1950 dengan nama baru yaitu Sekolah Latihan Penyeberangan Laut Sulawesi (SLPS) dua jurusan yaitu Nautika dan Teknika," jelasnya.

Oleh karena itu tidak heran jika pendidikan kepelayaran di Indonesia masih berkembang pesat di Indonesia sampai saat ini. Ditunjang dengan letak geografis yang terdiri dari lebih dari 17 ribu pulau, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil pelaut terbesar di dunia dan berpotensi untuk menjadi poros maritim dunia.

"Indonesia dengan kondisi geografisnya yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih, yang juga termasuk dalam negara penghasil pelaut terbesar di dunia serta memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, menjadikan pendidikan pelayaran memegang peranan yang penting dalam menciptakan SDM Pelayaran yang Unggul," ujar Budi.

Untuk dapat mewujudkan visi tersebut, menurut Budi, diperlukan pembangunan di sektor sumber daya manusia (SDM) serta penguasaan IPTEK, yang tentunya tidak lepas dari peran serta kegiatan pendidikan.

"Saat ini terdapat 10 Perguruan Tinggi Vokasi Pelayaran dan dua Balai Diklat Pelayaran di bawah Kementerian Perhubungan, 18 Sekolah Tinggi dan Akademi di luar Kementerian Perhubungan, serta 34 SMK Pelayaran Negeri dan Swasta yang telah mendapatkan approval dari Ditjen Hubla," ujarnya.

"Kita patut bersyukur bahwa pada tahun ini, salah satu Perguruan Tinggi Pelayaran yaitu STIP Jakarta juga telah mulai menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi bidang pelayaran pada jenjang Pasca Sarjana," tuturnya.

Klik halaman selanjutnya >>>

Berdasarkan data pada awal kuartal terakhir tahun 2021, ada sebanyak 1.230.909 orang pelaut yang berlayar di dalam dan luar negeri. Dari jumlah tersebut, sekitar 28,5 % atau 351.363 pelaut bekerja pada perusahaan pelayaran asing.

Mereka mengisi berbagai posisi mulai dari rating hingga Chief Engineer dan Captain, dengan jumlah devisa yang dihasilkan mencapai kurang lebih Rp.98 triliun per tahun.

"Saya harap dengan perayaan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan Indonesia ini akan menjadi sebuah momentum dimana kita meneladani perjuangan serta usaha yang telah dilaksanakan dalam meningkatkan kualitas Pendidikan Kepelautan di Indonesia," pungkas Budi.

BP3IPBP3IP Foto: detikcom/Atta Kharisma

Sementara itu, Direktur BP3IP, Sugeng Wibowo menjelaskan bahwa acara Perayaan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kelautan Indonesia ini bertujuan untuk merangkai kembali sejarah pendidikan pelayaran yang telah berkembang jauh sejak tahun 1915 lewat penemuan artefak di PIP Makassar serta mengangkat pendidikan kepelautan agar semakin lebih berjaya.

"Ini merupakan bentuk komitmen seluruh civitas pendidikan kepelayaran dan stakeholders untuk bergerak bersama, mengharmonisasikan Indonesia serta mewarnai dunia kepelautan baik di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.

"Adapun tujuan dari acara ini adalah perayaan revitalisasi pendidikan kepelayaran, merangkai kembali sejarah pendidikan pelayaran yang jauh telah berkembang sejak tahun 1915 dengan adanya penemuan artefak di PIP Makassar serta mengangkat pendidikan kepelayaran agar lebih berjaya lagi," jelasnya.

Sugeng juga berharap agar ke depannya pendidikan kepelayaran di Indonesia dapat mengimbangi arus perkembangan global di era digitalisasi lewat peningkatan SDM dan IT.

"Harapan kami yang sebetulnya kan udah dibuka lebar sama pimpinan, tinggal kita lebih berkreasi, lebih maju, lebih ngimbangin dengan arus global yang era digitalisasi ini," ujarnya.

"Sehingga kita dengan era digitalisasi ini sekolah-sekolah kita ini bisa mengimbangi perkembangan ilmu itu, dengan menggunakan jarak jauh, peningkatan IT, dengan SDM nya juga. Saya kira itu, mudah-mudahan itu bisa tercapai dan tentu juga cara berkomunikasi, kolaborasi kita tingkatkan," tutup Sugeng.

Halaman 2 dari 2
(ncm/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads