Effendy Choirie, atau akrab dipanggil Gus Choi, berharap Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) tidak diintervensi oleh pihak mana pun. Gus Choi juga mengingatkan para kader NU yang juga politisi agar tidak menjadikan NU kuda troya untuk kepentingan partai tertentu.
"Muktamar NU kita harapkan menjadi ajang silaturahim akbar bagi struktur NU dan kultur Nahdliyin sedunia. Bagi struktur NU yang menjadi peserta, diharapkan mampu membahas, mencari solusi dari berbagai problem umat dan bangsa, dan memutuskannya dengan musyawarah mufakat," kata Gus Choi kepada wartawan, Rabu (24/11/2021).
"Begitu juga ketika memilih Rais Aam dan Ketua Umum PBNU hendaknya dilakukan secara demokratik, sehat, elegan, dan dewasa," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Choi yakin Muktamar NU akan meriah dan sejuk jika semua prosesnya digelar secara demokratis. Kader NU yang juga politisi Partai NasDem itu berharap Muktamar NU jauh dari segala intervensi.
"Jangan jadikan NU sebagai kuda troya untuk kepentingan partai tertentu atau kekuasaan orang tertentu atau segelintir orang. Selamatkan NU dari tarik menarik politik praktis. Biarkan NU diurus ulama sesuai dengan namanya dan dibantu oleh kader-kader NU yang berprofesi sebagai pendidik, teknokrat, pengusaha, dan aktivis," ucap Gus Choi.
Lebih lanjut Gus Choi menegaskan seluruh kader NU tidak dilarang atau dibebaskan bergabung dengan partai politik. Tapi NU, sebut dia, tetap berjuang untuk agama, bangsa, negara dan perdamaian dunia.
"NU dengan khitahnya tahun 1926, tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana. Maksudnya, NU tetap berjuang untuk agama, bangsa, negara dan perdamaian dunia. Sedangkan warga dan kader NU secara pribadi boleh terlibat dalam partai politik apa pun dan profesi apa pun. NU untuk agama, Indonesia, dan dunia. Selamat bermuktamar," pungkasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Seperti diketahui, gelaran Muktamar NU sebelumnya dijadwalkan pada 23-25 Desember 2021. Namun, karena keputusan pemerintah menerapkan PPKM level 3 saat Natal dan tahun baru, Muktamar NU ditunda.
Ketua Umum PBNU saat ini, Said Aqil Siroj, sebelumnya mengatakan jadwal Muktamar NU akan bergantung pada kesepakatan dalam rapat terbatas. Rapat terbatas itu hanya diikuti oleh Rais Aam, Katib Aam, Ketum, dan Sekjen PBNU.
"Belum, belum ada. Terkait itu (menanggapi kebijakan pemerintah) kami akan rapatkan dulu. Kita musyawarahkan terbatas bersama Rais Aam, Katib Aam dan Sekjen," kata Said Aqil dalam keterangannya, Kamis (18/11/2021) malam.