Murid PAUD Anyelir akhirnya belajar di dalam kelas gedung Posyandu usai heboh permintaan duit sewa gedung oleh Ketua RW 04 Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang. Pengelola PAUD, Sukaesih meminta kunci gedung posyandu kepada kader dan menduplikatnya.
Pantauan detikcom di lokasi, anak-anak tampak antusias masuk kelas. Orang tua mereka berada di luar menunggu anaknya belajar di dalam gedung.
"Mungkin yang senang anak-anak ya, karena hari ini bisa masuk ke dalam kelas dengan penuh kebahagiaan, karena dari tahun kemarin anak-anak tidak pernah menginjak sekolahan. Alhamdulillah tanggal 22 November 2021 anak-anak sudah ada di dalam kelas InsyaAllah sampai seterusnya," ujar Sukaesih kepada wartawan di lokasi, Senin (22/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukaesih membeberkan pembukaan kelas hari ini hanya dilakukan olehnya bersama guru PAUD Anyelir lainnya. Ketua RW 04 yang kemarin berseteru dengannya, dan Lurah serta Camat setempat tidak ada yang hadir.
Menurutnya memang hasil mediasi menjelaskan kunci dipegang kader Posyandu. Hal itu lah yang akhirnya memutuskan Sukaesih untuk mengambil kuncinya dan menduplikatnya sehingga gedung Posyandu ini dapat digunakan lagi.
"Jadi kemarin saya ambil kuncinya di kader terus saya gandakan saya kasih dia satu saya satu. Karena kan nanti kalau tidak begitu nanti saya disalahkan lagi dengan begitu saya tidak mau ambil ya sudah saya mengalah saya ambil. Saya datang baik baik, mereka sudah tahu seluruh stafnya sudah tahu saya di suruh mengambil, ya mereka mengerti lah kalau saya dateng tuh tandanya ngambil kunci," tambahnya.
Sukaesih menjelaskan kegiatan pembelajaran tatap muka hari ini dari pukul 08.00 - 11.00 WIB. Dia tetap tidak akan membayar uang sewa yang sempat dimintakan Ketua RW berinisial MAK.
"Itu tadi mungkin kalau tidak media massa yang angkat kemungkinan ya masih, tapi ya itu kan penilaian temen-temen gimana kalau emang itu dia masih berani. Ya kan larinya ke ranah hukum," ucapnya.
Sukaesih menegaskan tidak ada tenggang waktu buka gedung Posyandu ini untuk kegiatan PAUD Anyelir. Dia juga mengungkapkan sebenarnya sudah dari dulu kegiatan PAUD Anyelir selalu bergantian dengan kegiatan Posyandu.
"Sebenarnya sudah dibuka 10 tahun lalu itu ketika ada kegiatan Posyandu Anyelir saya diberi tahu itu, akan berubah semua kursi akan dirapikan. Di dalam dirapikan untuk kegiatan Posyandu Anyelir jadi tidak sama sekali mengganggu. Insyaallah sampai seterusnya tetap dibuka tidak ada tenggat waktu," jelasnya.
Heboh Permintaan Duit Sewa
Sebelumnya, Ketua RW 04 Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, berinisial MAK membantah meminta uang sewa gedung ke pengelola PAUD Anyelir. Namun pengelola PAUD Anyelir, Sukaesih, menunjukkan bukti chat soal permintaan duit sewa itu.
"Iya betul ini bukti chat WA yang saya cetak, menurut kalian, chat begini bercanda. Saya sama sekali nggak ada fitnah, jangan dibilang fitnah karena memang ini (chat) pernah terjadi," ujar Sukaesih kepada wartawan seusai mediasi di Kantor Kelurahan Pedurenan Kota Tangerang, Jumat (19/11).
Sukaesih juga mengungkap MAK meminta PAUD Anyelir membuat gedung sendiri.
"Intinya tetap PAUD disuruh bikin gedung sendiri, sementara sudah kami jelaskan kalau PAUD Anyelir itu (sarana pendidikan sejenis) SPS. Nggaklah, karena kami punya uang dari mana," tambah Sukaesih.
Sukaesih menuturkan uang iuran murid PAUD yang setiap bulan sebesar Rp 80 ribu per siswa tidak cukup untuk membangun gedung. Menurutnya, iuran itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional PAUD.
Sebelumnya, Ketua RW 04 berinisial MAK membantah melarang PAUD Anyelir belajar di gedung posyandu. MAK berdalih kunci gedung posyandu dipegang orang lain.
"Tidak ada penguncian. Kenapa kuncinya beralih tangan, karena kader posyandu itu ada pergantian kader, jadi yang megang kunci itu kader baru," kata MAK di Kantor Kelurahan Pedurenan seusai mediasi.
MAK menuturkan, dia berinisiatif meminta kunci diduplikat sebanyak tiga kali. MAK juga membantah meminta duit sewa sebesar Rp 750 ribu.
"Itu kan media yang ngomong. Saya tidak pernah minta, 'Bu Cici bayar Rp 750.000'. Nggak ada kita minta uang, kalau orang minta uang ya kirim surat. Harus bayar sekian. Itu kan bercanda," jelasnya.
"Sebenarnya gini, posyandu ini kan yang mengelola PAUD, warga tuh pengen ada kejelasan, saya waktu itu namanya gedung pasti mahal. Itu adalah diskusi di dalam forum RW. Bukan saya yang ngomong begitu," tambah MAK.
(knv/knv)