Antara Soeharto-Prabowo dan SBY-Erwin Sujono

Antara Soeharto-Prabowo dan SBY-Erwin Sujono

- detikNews
Selasa, 25 Apr 2006 17:16 WIB
Jakarta - Perjalanan kekuasaan Presiden SBY mirip-mirip perjalanan kekuasaan Soeharto. Dulu, saat Letjen Prabowo Subianto diangkat sebagai Pangkostrad, Presiden Soeharto dikecam habis. Isunya, karena dugaan nepotisme. Maklum, saat itu, Prabowo adalah menantu Soeharto. Dan kini, pengangkatan Mayjen Erwin Sujono sebagai Pangkostrad, juga dikecam. Setidaknya oleh kalangan DPR. Isunya sama: indikasi nepotisme. Maklum, Erwin adalah kakak ipar SBY. Panglima TNI Marsekal Djoko Soeyanto dan KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso jelas membantah tudingan nepotisme dalam pengangkatan Erwin. Jabatan Pangkostrad memang cukup strategis. Dengan jabatan Pangkostrad, maka seseorang perwira tinggi relatif tidak akan sulit untuk mendapat promosi jabatan ke KSAD, level bintang empat (jenderal), dan juga jabatan lebih tinggi lainnya. Tidak lama lagi, Erwin akan mengemban pangkat jenderal bintang tiga (letnan jenderal). Dan tentu, Erwin masih punya banyak kesempatan untuk menambah lagi bintangnya menjadi empat. Bila tidak dijegal di Wanjakti, setelah Pangkostrad, sangat mungkin Erwin akan naik jabatan sebagai KSAD. Setelah KSAD, maka peluang Erwin menjadi Panglima TNI juga terbuka lebar. Dari sisi umur, Erwin masih belum terlalu tua. Tentara alumnus Akademi Militer tahun 1975, rata-rata saat ini berumur 53-54 tahun. Dari sisi umur, Erwin masih punya kesempatan untuk menjadi orang nomor satu di TNI, setidaknya untuk dua atau tiga tahun ke depan.Dengan naiknya Erwin menjadi Pangkostrad, maka saat ini Presiden SBY memiliki dua ipar yang memiliki dua jabatan penting di TNI. Seorang lainnya adalah Brigjen TNI Pramono Edie Wibowo, yang kini menjabat Wakil Danjen Kopassus. Seperti Erwin, bintang Pramono Edie sangat mungkin terus mencorong. Biasanya, setelah menjadi Wadanjen Kopassus, maka sang tentara pun akan mengemban Danjen Kopassus, jabatan untuk bintang dua (mayjen). Anggota DPR dari Fraksi PDIP Permadi mengkritisi jabatan-jabatan penting yang diemban ipar SBY. "Masak ipar-iparnya masuk. Ada yang jadi ketum partai, menjadi Pangkostrad, ada Wadanjen Kopassus, sebentar lagi Danjen Kopassus. Ini jadi tanda tanya," ujar anggota Komisi I ini. Wakil Ketua DPR Soetardjo Soerjogoeritno juga menilai pengangkatan Erwin bisa membuat cemburu tentara-tentara seangkatan Erwin. Sementara Ali Munchtar Ngabalin dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (FPBD) menilai pengangkatan Erwin ini berbau Orde Baru, mirip dengan yang dilakukan Soeharto saat berupaya mempertahankan kekuasaannya. Yang paling gampang ditebak dari moncernya karir ipar-ipar SBY ini adalah isu tentang upaya pelanggengan kekuasaan di tahun 2009. Apakah SBY terlibat dalam kenaikan karir dua iparnya ini? Belum tahu. Hingga kini, SBY belum berkomentar. Hanya saja, Panglima TNI Marsekal Djoko Soeyanto membantah ada instruksi SBY. Yang jelas, untuk menjadi presiden 2004-2009, SBY cukup jitu dalam menyusun strategi. Tahap demi tahap dijalankan dengan rapi. Dan di empat bulan pertama di tahun 2006 ini -- atau 1,5 tahun kekuasaannya -- SBY sudah digawangi oleh Pangkostrad dan Wadanjen Kopassus. Kini kekuasaan SBY masih 3,5 tahun lagi. Akankah kedua iparnya ini akan mempunyai lompatan besar dalam jabatan di TNI? Kita tunggu saja. Dilihat dari itung-itungan umur, Erwin sangat mungkin menjadi KSAD atau Panglima TNI dalam waktu yang tidak terlalu lama, minimal sebelum masa tugas Presiden SBY berakhir. Apalagi Marsekal Djoko Soeyanto tidak akan lama menjabat Panglima TNI. Sebab, usia Djoko Soeyanto saat ini sudah 56 tahun lebih. Satu - dua tahun lagi juga akan pensiun. Bila Djoko Soeyanto pensiun, maka jabatan Panglima TNI akan dipindahtangankan. Sangat mungkin, jabatan Panglima TNI periode selanjutnya akan dipegang kembali oleh TNI Angkatan Darat (AD). Dan bila demikian, maka Jenderal TNI Djoko Santoso paling berpeluang sebagai Panglima TNI. Bila Djoko Santoso naik, maka Erwin memiliki kans untuk menjabat sebagai KSAD. Tapi, bila Presiden menghendaki, Erwin bisa mendapat lompatan jembatan yang mengejutkan, bila kasus Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu terjadi pada diri Djoko Santoso. Bisa saja Djoko Soeyanto diperpanjang sebagai Panglima TNI, tapi Djoko Santoso dimasukkan sebagai pati nonjob (seperti Ryamizard). Dengan begitu, Erwin bisa menjabat KSAD sebentar, kemudian menjadi Panglima TNI. Sangat mungkin kan? Di zaman Soeharto, pengangkatan Prabowo sebagai Danjen Kopassus yang tak lama kemudian diangkat sebagai Pangkostrad, dinilai banyak kalangan sebagai upaya melanggengkan kekuasaan. Soeharto melakukan hal itu karena sudah membaca tanda-tanda zaman bahwa dirinya akan dilengserkan. Prabowo menjadi Pangkostrad di akhir kekuasaan Soeharto. Begitu Soeharto lengser pada 21 Mei 1998, dua hari kemudian Prabowo langsung dicopot sebagai Pangkostrad dan dipensiunkan. Yang terjadi saat ini cukup berbeda. Erwin mendapat jabatan Pangkostrad di saat SBY masih cukup lama memimpin negeri ini. SBY masih 3,5 tahun memimpin negeri ini dengan legitimasi yang kuat. Tentu masa itu tidak terlalu pendek untuk menyusun strategi. Tidak seperti Soeharto yang sudah terlambat mengantisipasi. (asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads