RSPO Gelar Virtual Tour Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit Berkelanjutan

Yudistira Imandiar - detikNews
Jumat, 19 Nov 2021 14:31 WIB
Foto: Dok. RSPO
Jakarta -

Sekretariat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) mengadakan kunjungan virtual ke perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dan kawasan konservasi orangutan yang dikelola oleh anggotanya. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka perayaan Hari Sawit Nasional pada Kamis (18/11).

Outreach & Engagement Manager RSPO Indonesia Margareth Naulie Panggabean menerangkan RSPO, bersama dengan Interchurch Organization for Development Cooperation (ICCO), PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA), PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk, dan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) juga menjadikan acara tersebut sebagai platform untuk mengajak semua pihak dalam rantai pasokan minyak sawit, untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar dalam mendorong transformasi pasar minyak sawit berkelanjutan.

Acara kunjungan virtual tersebut dihadiri oleh lebih dari 500 peserta yang berasal dari berbagai pemangku kepentingan rantai pasok kelapa sawit, media, konsumen, dan pelaku hilir dari kawasan Asia Pasifik.

"Kami ingin menjadi tuan rumah acara ini untuk menunjukkan kepada para pemangku kepentingan bahwa budidaya kelapa sawit berkelanjutan bersertifikat adalah solusi praktis dan realistis untuk tantangan dan kekhawatiran yang dihadapi industri kelapa sawit," ujar Margareth dalam keterangan tertulis, Jumat (19/11/2021).

"Namun, ada dua sisi dari solusi ini dan kita perlu melihat komitmen dan penyerapan minyak sawit berkelanjutan yang lebih besar dari empat negara besar, yaitu India, Cina, Malaysia, dan Indonesia, jika kita ingin mencapai visi bersama untuk membuat minyak sawit berkelanjutan sebagai norma," imbuhnya.

Selama kunjungan virtual, para peserta dapat melihat dan merasakan bagaimana pengelolaan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan, kolaborasi perusahaan dan masyarakat untuk saling mendukung tanpa konflik, pengelolaan kawasan konservasi di perkebunan kelapa sawit, dan bagaimana kawasan konservasi orangutan di Indonesia dikelola secara berkelanjutan oleh anggota RSPO.

"Sebagai perusahaan yang berkomitmen untuk pengembangan kelapa sawit berkelanjutan, kami berusaha untuk menjadi pemimpin industri dalam produksi minyak sawit yang bertanggung jawab, inklusif, dan adil. Dalam upaya ini, kami berkolaborasi dengan para ahli, berbagai lapisan pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati dan habitat alami, melindungi dan memulihkan layanan ekosistem bagi masyarakat lokal yang bergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka, dan meredam dampak perubahan iklim," sambung CEO PT Bumitama Gunajaya Agro Lim Gunawan Hariyanto.

Dalam kegiatan kunjungan virtual itu, RSPO juga menggelar pra-pelepasliaran habitat orangutan di pulau-pulau di dalam Gugus Pulau Salat. CEO BOS Foundation Jamartin Sihite menyampaikan terdapat 98 orangutan yang telah menjalani tahap rehabilitasi pra-pelepasliaran di Gugus Pulau Salat, dan dari jumlah tersebut, 34 orangutan telah dilepasliarkan kembali ke alam liar.

"Kerja sama ini melibatkan partisipasi dari banyak pemangku kepentingan antara lain Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, masyarakat di Kabupaten Jabiren Raya, dan Yayasan BOS (BOSF)," jelas Jamartin.

"Kami berterima kasih atas dukungan PT SSMS Tbk dan mitra globalnya yang telah membantu mendanai inisiatif yang sangat penting ini dan kami sangat berharap kunjungan virtual ini akan menarik lebih banyak pihak untuk bekerja sama dalam upaya menciptakan kelapa sawit yang lebih ramah lingkungan dan industri minyak sawit berkelanjutan yang juga mendukung konservasi orangutan di Indonesia," lanjutnya.

Sementara itu, CEO PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk Vallauthan Subraminam menyampaikan pihaknya telah berpartisipasi dalam berbagai inisiatif lingkungan yang diprioritaskan dengan prinsip-prinsip bisnis kelapa sawit berkelanjutan.

"Prinsip-prinsip ini menjadi landasan kami di setiap lini bisnis untuk memberikan hasil yang maksimal kepada seluruh pemangku kepentingan. Proyek konservasi Pulau Salat dikelola dengan melibatkan berbagai pihak untuk mensejahterakan dan meningkatkan nilai tambah bagi daerah dan masyarakat lokal. Bersama berbagai pihak tersebut SSMS telah menerapkan langkah-langkah strategis untuk mewujudkan praktik bisnis yang berkelanjutan," papar Vallauthan.

Selain itu, Asia Cluster Regional Director ICCO Lenneke Braam menyatakan ICCO mendukung kunjungan virtual melalui proyek Perkebunan Kelapa Sawit yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di Indonesia (RESBOUND), yang berfokus untuk mempromosikan bisnis yang bertanggung jawab di perkebunan kelapa sawit, mendorong dialog multi stakeholder, dan mendukung pekerja kelapa sawit.

"Minyak sawit adalah isu yang diperdebatkan secara global, namun banyak yang tidak menyadari bahwa banyak keluarga bergantung pada tanaman ini untuk mata pencaharian mereka, oleh karena itu, kami percaya bahwa terlibat dalam kemitraan publik-swasta adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang efektif dan berkelanjutan di sektor ini," ungkap Lenneke.




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork