Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan Indonesia mempunyai potensi dan peluang untuk bangkit dari pandemi. Salah satu kunci untuk mewujudkan hal tersebut adalah kebersamaan dari seluruh komponen bangsa.
"Kecintaan, kebersamaan, dan pengkhidmatan berbagai komponen bangsa masih bertumbuh dengan baik, sebagaimana ditunjukkan Muhammadiyah dan umat Islam maupun golongan keagamaan dan kebangsaan yang lain. Banyak potensi anak negeri yang hebat dan berprestasi di dalam negeri maupun mancanegara. Kekayaan alam dan budaya Indonesia sangatlah kaya sebagai anugerah Tuhan," kata Haedar saat menyampaikan pidato di Milad ke-109 Muhammadiyah sebagaimana salinan transkripnya diunggah di situs Muhammadiyah, Kamis (18/11/2021).
Haedar kemudian mengapresiasi Indonesia yang dipercaya memimpin presidensi G20. Haedar ingin Indonesia terus berkiprah di ranah global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Muhammadiyah menyampaikan apresiasi dan selamat atas pencapaian yang positif dan konstruktif di ranah global tersebut. Harapannya kepercayaan dari G20 (Group of Twenty) tersebut dijadikan modal penting membangun optimisme dan peluang positif agar Indonesia makin berkiprah proaktif di tingkat global sekaligus melakukan konsolidasi nasional untuk bangkit dan bergerak dinamis menjadi negara berkemajuan," ujar Haedar.
Haedar Minta Hindari Egoisme Kelompok
Haedar mengatakan sikap optimistik harus dimiliki oleh pemerintah dan seluruh rakyat. Dia yakin pandemi dan masalah bangsa lainnya dapat diselesaikan jika semua pihak bersatu dalam bingkai Indonesia.
"Indonesia akan gagal bangkit dan maju manakala para pihak bercerai-berai dan silang-sengketa tak berkesudahan dalam sangkar-besi keangkuhan kuasa dan ananiyyah hizbiyyah (egoisme kelompok) yang merah menyala," ujar Haedar.
Haedar mengatakan konsolidasi nasional harus menyertai gerakan pulih dan bangkit. Sebab, kata dia, Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah yang harus dituntaskan.
"Bangsa ini masih memiliki persoalan yang harus terus dipecahkan bersama seperti merekat persatuan dari ancaman perpecahan, korupsi, kesenjangan sosial ekonomi, eksploitasi sumber daya alam, masalah tanah dan tata ruang, kekerasan, serta masalah kebangsaan lainnya yang menjadi tanggung jawab kolektif," ujar Haedar.
"Karenanya diperlukan kesungguhan, kecerdasan dan kebersamaan disertai kearifan semua pihak, elite dan warga bangsa dalam menyelesaikan masalah-masalah berat tersebut dengan spirit bangkit dan bergerak bersama. Hindari sikap dan tindakan para pihak yang dapat menambah beban berat dan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara," sambung Haedar.
(knv/fjp)