Produktif

Kolom Hikmah

Produktif

Aunur Rofiq - detikNews
Jumat, 19 Nov 2021 08:04 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Edi Wahyono/detikcom
Jakarta -

Dalam pertempuran maupun pertarungan, yang menang pasti yang lebih unggul dari lawannya. Sikap apa yang melandasinya? Bersikaplah "Produktif"

Produktif adalah melakukan sesuatu dengan tepat dan sesuai tujuan.

Seseorang yang produktif bisa terlihat rileks karena pekerjaannya telah selesai tepat waktu, bukan sibuk sekali seperti tidak ada waktu. Produktif itu menyenangkan karena bisa membagi waktu untuk berpikir, bekerja, dan bersenang-senang. Yang mesti diingat bahwa seseorang tidak bisa produktif sepanjang hari, karena kita ada " jiwa " berbeda dengan mesin yang bisa dijalankan terus menerus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal usul produktifitas berasal dari abad pertengahan 17 dan awal abad 18. Para pemikir barat berpendapat untuk memajukan umat manusia, maka agama dan spiritual harus disingkirkan agar manusia bebas menggunakan akalnya untuk kemajuan ekonomi dan sosial. Meskipun bisa menghasilkan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, namun ada dampak pengorbanan misal, lingkungan, terjadi kesenjangan antara yang kaya dan miskin, penyakit timbul akibat gaya hidup modern dan sering terjadi retaknya rumah tangga.
Maka produktifitas harus dikendalikan oleh tujuan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :

1. Mengandalkan do'a dan bersikap pasif. Ini bisa disebut prilaku yang mengandung unsur kemalasan. Lakukan langkah-langkah menuju tujuan, selepas itu berdo'a. Contoh, Seorang petani mempersiapkan lahan, bibit, pupuk dan menanamnya, setelah itu berdo'a pada Yang Kuasa, memohon perlindungan atas tanaman dari serangan hama dan penyakit. Namun setiap waktu tertentu akan mengontrol tanaman tersebut, apakah ada sudah tumbuh normal atau ada gangguan atau diserang hama dan penyakit.

ADVERTISEMENT

2. Bersabar dan tidak diam saja. Jika terjadi masalah/musibah, hendaknya bersabar dan mengurai masalah itu untuk mendapatkan solusi. Inilah sikap bersabar dan aktif mencari solusi, dengan sikap ini tingkat produktifitas seseorang akan meningkat.

3. Membuang waktu. Seperti bekerja namun yang dikerjakan bukan menuju tujuan. Tindakan ini bisa membuat rencana tidak akan pernah tercapai. Menghargai sesuatu yang paling murah adalah waktu. Jarang sekali kita memulai dengan tepat waktu. Kebiasaan seperti ini betul-betul harus dihindari, mulailah dengan hal-hal kecil dengan tepat waktu.

4. Menghindari sikap menganggap remeh kemampuan sumber daya manusia. Padahal kemampuan akal ( anugerah Allah ) bisa menemukan cara-cara dalam memanfaatkan kehidupan di dunia.

Kita sering lupa dan menganggap kehidupan di dunia seakan selamanya, setiap ada orang menyebut tentang akhirat kita seperti bertemu dengan " orang aneh ". Dengan menyadari adanya akhirat dan hari kiamat, maka kehidupan abadi baik di surga maupun neraka akan menjadi motivasi yang kuat untuk menjalani kehidupan yang benar-benar produktif.


Islam mengajarkan para pengikutnya agar melaksanakan aktivitas produksi dan pengembangannya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, lewat pengerahan segala kemampuannya dengan tekun. Produktivitas kerja seorang muslim tercermin dari kuantitas dan kualitasnya. Dalam hal ini digambarkan pada Surah an- Nahl ayat 65 sebagai berikut," Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)".

Air hujan terjadi sebagai akibat perputaran air yang terus menerus (siklus), yaitu air di hamparan bumi menguap, uap air itu membentuk awan, dari awan itu menjadi hujan, air hujan jatuh ke bumi, dari hujan ini tumbuh-tumbuhan menjadi subur dan hewan pun berkembang biak. Kemudian air yang dari bumi kembali menguap. Begitu Allah mengatur alam bumi ini sehingga manusia yang hidup di alamnya mau berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah tersebut. Hanya orang yang mau berpikir akan mendapatkan suatu pelajaran dari alam ini sehingga membentuk pribadi yang bermental perubahan (sense of change) dan membangun. Ketika manusia memikirkan aktifitas alam ini, maka sebenarnya sudah masuk pada tahap proses pembelajaran, yang mana merupakan suatu kewajiban bagi individu muslim tanpa batasan umur. Pembelajaran ini bertujuan memperoleh ilmu dan pengetahuan, serta pribadi yang beriman, yang berpegangan pada Al Quran dan Hadits.

Air merupakan sumber kehidupan karena seluruh makhluk hidup, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan, berasal dari air. Air memegang peranan sentral dalam kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini karena tanpa air akan mematikan makhluk hidup. Hal ini menunjukkan kekuasaan Allah dalam menghidupkan bumi dan alam semesta dengan memasukkan unsur air yang paling dominan dengan tujuan agar manusia mau menyadari arti penting bagi kehidupan. Pada musim kemarau, daun-daun berguguran, namun kemudian Allah memberikan musim hujan sehingga tumbuhan tumbuh subur dan manusia dapat memetik manfaatnya.

Pada sisi lain yang terkandung dari makna ayat ini adalah keharusan manusia untuk mengolah alam ini dengan manajemen yang baik sehingga tidak merusak lingkungan. Pembangunan yang manusia gelar jangan sampai merusak ekosistem karena perubahan ekosistem akan mengubah pula siklus air, yang pada gilirannya dapat merusak alam. Pada bulan November ini sudah kita jumpai bencana banjir di beberapa daerah, seperti Kaltim, Kalteng, batu dan daerah lainnya. Pendidikan mengarahkan manusia agar senantiasa berbuat kebajikan sehingga menjadi ladang pembelajaran kita demi kebutuhan di masa depan. Juga mencakup usaha membangun masyarakat yang berkualitas dengan peradaban tinggi. Semua ini bisa terlaksana jika manusia produktif.

Maka selalu ingatlah surah al-Ashr berisi 3 ayat, " Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menta'ati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.

Untuk menghindari kerugian yang disebutkan dalam surah di atas, diperlukan langkah- langkah efektif dalam menyerap ilmu pengetahuan dan menerapkan dalam kehidupan dalam bentuk amal saleh.

Kemajuan suatu bangsa akan ditentukan oleh sikap warga negaranya. Tidak mungkin kemajuan dibangun dari sikap malas, maka dari itu harapan penulis para generasi muda negeri ini selalu meningkatkan produktivitas dan semoga negeri ini dalam memperingati kemerdekaan satu abad sudah menjadi negeri yang mampu memenuhi kebutuhannya.

Aunur Rofiq

Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia )

*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih (Redaksi)

(erd/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads