Haedar Nashir Tegaskan Sikap Moderat Muhammadiyah di Milad Ke-109

Haedar Nashir Tegaskan Sikap Moderat Muhammadiyah di Milad Ke-109

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Kamis, 18 Nov 2021 11:15 WIB
Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat konferensi pers virtual pendirian Universiti Muhammadiyah Malaysia
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (Foto: dok. Muhammadiyah)
Jakarta -

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan sikap wasatiah Muhammadiyah pada milad ke-109. Haedar mengatakan Muhammadiyah berupaya mengembangkan sikap moderat yang berprinsip dan autentik.

Hal itu disampaikan Haedar dalam pidato di Milad ke-109 Muhammadiyah yang disiarkan secara virtual, Kamis (18/11/2021). Tema yang diangkat dalam milad kali ini adalah 'Optimis Hadapi COVID-19: Menebar Nilai Utama'.

Di awal pidatonya, Haedar berbicara mengenai sikap optimistis yang harus digelorakan dalam mengatasi masalah pandemi. Haedar menyatakan Indonesia memiliki potensi untuk bangkit dari pandemi dan menyelesaikan masalah negeri dengan nilai-nilai kecintaan dan kebersamaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haedar kemudian berbicara mengenai nilai-nilai utama yang perlu dikembangkan. Salah satunya adalah nilai tengahan atau moderat.

"Moderat merupakan sinonim bahasa Arab dari tawāsuṭ, iʿtidāl, tawāzun, dan iqtiṣād yang sangat selaras dengan konsep keadilan, yang mengandung arti memilih posisi di tengah dan di antara titik-titik ekstrem. Moderat sering digunakan secara bergantian dengan istilah 'rata-rata', 'inti', dan 'standar,'," ujar Haedar dalam pidatonya seperti salinannya diunggah di situs Muhammadiyah.

ADVERTISEMENT

Haedar kemudian menjelaskan mengenai pernyataan pikiran Muhammadiyah abad kedua. Salah satunya disebutkan mengenai sikap wasatiah.

"Di dalam diktum Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua antara lain disebutkan, bahwa: 'Dengan gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasaṭiyyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjung tinggi akhlak mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia. Komitmen Muhammadiyah tersebut menunjukkan karakter gerakan Islam yang dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus kehilangan identitas dan rujukan Islam yang autentik'," ujar Haedar.

Haedar juga mengatakan dalam memahami pandemi COVID-19. Muhammadiyah mengembangkan pendekatan wasatiah. Itu diwujudkan dalam mengambil langkah berdasarkan pertimbangan 'rasional ilmiah' dan 'spiritual-rohaniah'.

"Muhammadiyah berusaha mengembangkan nilai moderat atau wasaṭiah yang berprinsip dan autentik, tanpa merasa paling wasaṭiah, tetapi tidak pula bias wasaṭiah yang atas nama moderat membenarkan 'apa saja' dan menjurus pada hal-hal yang ekstrem (guluw atau taṭarruf). Nilai wasaṭiah Muhammadiyah didasarkan pada rujukan Al-Qur'an, Sunah Nabi yang maqbūlah, dan ijtihad dengan pendekatan bayani, burhani, dan irfani yang interkoneksi didukung khazanah ilmu dan hikmah," beber Haedar.

Simak video 'Tanggapan Ketum PP Muhammadiyah soal Permendikbudristek No 30':

[Gambas:Video 20detik]



(knv/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads