Banjir Kerap Melanda Polman, Mahasiswa Tuntut Kadis-Kabid PUPR Dicopot

Banjir Kerap Melanda Polman, Mahasiswa Tuntut Kadis-Kabid PUPR Dicopot

Abdy Febriady - detikNews
Senin, 15 Nov 2021 23:48 WIB
Polewali Mandar -

Pagar kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) dicoret sejumlah massa aksi, yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Dewan Pimpinan Cabang Polewali Mandar.

Mereka mendesak Kepala Dinas (Kadis) PUPR dan Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya segera dicopot dari jabatannya. Keduanya dianggap gagal mengatasi persoalan banjir yang kerap terjadi di daerah ini, apalagi sejak musim hujan.

Sebelum berdialog dengan Kadis PUPR Polewali Mandar, massa aksi terlebih dahulu menggelar orasi di halaman kantor yang berada Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Polewali, Senin siang (15/11/2021). Massa aksi juga membentangkan spanduk tuntutan sambil membakar ban bekas.

"Tuntutan teman-teman berdasarkan aspirasi masyarakat yang ada di Manding dan Madatte. Bahwa ketika terjadi curah hujan yang cukup lama, sekitar 1 sampai 2 jam, itu air sudah tergenang sampai lutut, sehingga kami dari teman-teman Permahi, hadir di tengah-tengah masyarakat," ujar koordinator aksi, Burhanuddin, kepada wartawan, Senin (15/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Burhanuddin menilai kedua pejabat di kantor PUPR Polewali Mandar itu layak dicopot karena tidak mampu memberi solusi atas persoalan banjir yang kerap dirasakan warga di pusat kota Kabupaten Polewali Mandar.

"Kami menilai, Kadis PU dan Kabid Cipta Karya itu sendiri tidak peka terhadap fenomena yang terjadi di Kabupaten Polewali Mandar. Karena kami sudah melihat, ini sudah jalan hampir satu tahun lebih, kami tidak melihat langkah-langkah yang dilakukan Kadis PU dan Kabid Cipta Karya itu sendiri," tandasnya.

ADVERTISEMENT

Menanggapi tuntutan massa aksi, Plt Kadis PUPR Polewali Mandar, Husain Ismail, berdalih persoalan banjir yang kerap terjadi di pusat kota Polewali Mandar karena beberapa faktor.

"Sekarang kita tahu curah hujan cukup tinggi, sehingga daya tampung drainase tidak mampu menerima debit air akibat curah hujan cukup tinggi. Pada saat hujan ada beberapa titik terjadi genangan," ungkapnya.

Husain juga menyebut alih fungsi lahan juga menjadi pemicu sehingga daerah Kelurahan Madatte dan Kelurahan Pekkabata kerap dilanda banjir.

"Perlu kita ketahui, karena memang di kawasan Kelurahan Madatte dan Kelurahan Pekkabata ini, ada beberapa kawasan yang tadinya daerah resapan air, kini jadi daerah permukiman. Ini mempengaruhi, pada saat terjadi hujan ada beberapa titik yang tergenang," pungkas Husain.

Untuk mengatasi persoalan banjir yang kerap melanda daerah ini, pihak Dinas PUPR mengaku akan membuat masterplan terkait penataan jaringan drainase di pusat kota Polewali Mandar.

(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads