Satire Luhut dan Pejabat Kecoak dari Partai Demokrat

Satire Luhut dan Pejabat Kecoak dari Partai Demokrat

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 12 Nov 2021 21:41 WIB
Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menggelar konferensi pers usai Kepengurusan KLB PD Moeldoko Ditolak
Partai Demokrat (Andhika/detikcom)
Jakarta -

Partai Demokrat menanggapi isu bisnis PCR yang menyeret nama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Tapi, Demokrat menyebut ada pejabat lain yang juga terseret.

Demokrat menyebut pejabat selain Luhut itu sebagai 'kecoak'. Tanggapan Luhut dan 'kecoak' soal bisnis isu PCR itu disampaikan Demokrat melalui video.

Video itu beredar di Twitter, seperti dilihat detikcom, Jumat (12/11/2021). Setelah ditelusuri, video tersebut juga diunggah oleh elite PD Andi Arief.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video itu diawali tulisan 'Akan Sampai Di Mana, Lord Luhut?' di bagian kiri atas video. Di sebelah kanan video ada karikatur Luhut.

Demokrat menyebut Luhut telah menciptakan teori baru bahwa pejabat publik boleh berbisnis. Demokrat memanggil Luhut dengan sebutan 'Lord Luhut'.

ADVERTISEMENT

"Dia telah menciptakan teori baru dalam etika pejabat publik bahwa seorang pejabat boleh berbisnis. Sebab tak niscaya mencari untung, tapi demi pengabdian. Ia tunjukkan kepada dunia bahwa ada perusahaan dengan segala investasi dan asetnya dan tak peduli dengan margin," kata Demokrat seperti dalam video.

"Itulah sebabnya kita memanggilnya Lord Luhut. Sebab ia tahu cara membalikkan hukum alam, dan ia begitu kukuh atas niat baik yang dimilikinya," imbuhnya.

Namun, menurut PD, Luhut setidaknya tidak memalingkan muka atas isu ikut bisnis PCR. Demokrat yakin pejabat lain yang mereka sebut 'kecoa' tidak akan berani mengklarifikasi isu terlibat bisnis PCR.

"Tapi setidaknya Luhur Binsar Pandjaitan tak memalingkan muka. Ia hadapi semua gunjingan itu dengan wajah tegak. Bandingkan dengan kecoa-kecoa lain yang disebut Tempo sebagai pejabat penikmat cuan tes PCR. Mana berani mereka keluar menghadapi itu? Sedang di mana akhlaknya?" ucap PD.

Simak selengkapnya di halaman berikut

Meski demikian, Demokrat menjelaskan bahwa yang mereka persoalkan bukan tujuan Luhut. PD juga mengulas bagaimana kepemimpinan Soeharto saat menjadi Presiden RI.

"Kami tak ragukan ketulusan Anda membantu Presiden Jokowi memajukan bangsa ini. Yang kami persoalkan adalah penumpukan niat baik itu. Karena apa kurangnya Pak Harto dalam hal niat baik kepada bangsa ini. Tetapi menjadikan dirinya satu-satunya saluran resmi niat baik, di lorong itulah iblis bersemayam, dan iblislah yang paling tahu cara menggoda manusia," papar PD.

"Dialah (iblis) yang paling tahu 'urat geli' seorang pengusaha ketika melihat lautan supply and demand. Apalagi jika pengusaha itu adalah penguasa. Maka sempurnalah rangsangan dopamin di kepalanya untuk mengutak-atik kebijakan dan cara halus mengalirkan cuan," lanjutnya.

Lantas, siapa 'pejabat kecoak' yang dimaksud?

Elite PD Andi Arief menjelaskan kecoak yang dimaksud Demokrat adalah pejabat yang tidak gentle mengakui terlibat bisnis PCR. PD sendiri menilai Luhut gentle karena berani mengakui ikut berbisnis PCR.

"Kecoak itu yang nggak gentle. Luhut gentle," kata Andi Arief saat dimintai konfirmasi.

Meski demikian, Andi Arief enggan menyebutkan identitas 'pejabat kecoak' dimaksud. Yang pasti, pejabat kecoa bukanlah Luhut.

"Selain Luhut," kata Andi Arief.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PD itu menilai pejabat kecoak tersebut harus mundur dari jabatannya karena tidak berani mengakui terlibat bisnis PCR.

"Secara etik mundur, gagal memberi dinding antara api dan tembok bisnis kekuasaan," terang Andi Arief.

Simak isu keterlibatan Luhut-Erick terkait bisnis PCR

Isu keterlibatan pejabat pemerintahan dalam bisnis PCR mencuat seminggu ini. Isu tersebut bahkan sampai menyeret nama KPK, di mana ada dua menteri yang dilaporkan ke KPK terkait isu bisnis PCR ini, yakni Luhut dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Luhut, melalui juru bicaranya, Jodi Mahardi, mengakui terlibat bisnis PCR. Jodi menjelaskan bahwa Luhut memang diajak oleh beberapa kelompok pengusaha membentuk Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Jodi mengklaim keikutsertaan Luhut membentuk GSI dilakukan untuk membantu penyediaan tes COVID-19, bukan untuk mencari untung di masa pandemi. GSI sendiri terbentuk di awal pandemi saat penyediaan tes COVID-19 jadi kendala besar di Indonesia.

"Terkait GSI, Jadi pada waktu itu, Pak Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan test COVID dengan kapasitas tes yang besar. Karena hal ini dulu menjadi kendala pada masa-masa awal pandemi ini adalah salah satu kendala," ungkap Jodi kepada detikcom, Senin (1/11/2021).

Sama halnya dengan Luhut. Erick Thohir mengklarifikasi isu terlibat bisnis PCR melalui staf khususnya, Arya Sinulingga. Arya membantah bosnya terlibat bisnis PCR.

"Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR itu isunya sangat tendensius," kata Arya Sinulingga kepada wartawan, Selasa (2/11/2021).

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Dugaan Bisnis PCR Luhut-Erick Berujung Pelaporan ke KPK"
[Gambas:Video 20detik]
(eva/fas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads