Demi marwah Nahdlatul Ulama, Umam menyarankan proses pemilihan Ketua Umum PBNU mendatang terbebas dari arus kepentingan politik praktis dan kalkulasi kepentingan sempit.
"Jemaah dan jamiyah Nahdlatul Ulama harus dibangun di atas asas kemandirian dan independensi sebagai moderate Islamic-based civil society yang terbesar di Indonesia," ujar Umam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif Institute for Democracy Strategic Affairs (Indostrategic) itu menyampaikan kemungkinan munculnya respons kubu Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terhadap dugaan munculnya penggunaan kekuatan instrumen Kemenag. Posisi Cak Imin disebut bisa terancam jika Yahya Staquf memenangi Muktamar NU.
"Bagaimanapun, jika pencalonan Ketua Umum PBNU berhasil dimenangi oleh Gus Yahya Cholil Staquf, hal itu akan meningkatkan political bargaining position Gus Yaqut di PKB, yang berpotensi membuka potensi terkonsolidasinya kekuatan untuk men-challenge kepemimpinan Cak Imin ke depan. Jadi praktis, kemungkinan besar, jaringan kekuatan politik Cak Imin akan berusaha mempertahankan Kiai Said untuk mempertahankan dominasi jangkar kekuasaannya di internal PKB," kata Umam.
"Di level inilah PBNU menjadi zona politik yang terbuka, tidak mudah mengantisipasi itu semua. Karena itu, netralitas politik menjadi kunci untuk kemaslahatan kepemimpinan PBNU di masa depan," imbuh dia.
(gbr/tor)