Mengintip Laku Model Bugil Eksklusif

Mengintip Laku Model Bugil Eksklusif

- detikNews
Senin, 24 Apr 2006 09:06 WIB
Jakarta - Tren menikmati keindahan tubuh perempuan mulai beralih. Banyak model perempuan yang menawarkan tubuh telanjangnya untuk disimpan sebagai koleksi foto pribadi para pria. Tak jarang, sering terjadi affair haram antara sang model dengan para pengkoleksinya.Bagi pria pengkoleksi ada kepuasan tersendiri, tubuh indah sang model hanya bisa "dimiliki" olehnya secara eksklusif. Bagi si model, tentu saja ada nilai rupiah cukup besar yang bakal masuk ke koceknya.Bisnis pornografi gaya baru ini, tengah menjadi tren kalangan pria berduit. Dengan mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah mereka bisa mendapatkan foto bugil model itu dengan berbagai gaya yang diinginkan.Sang model pun, sebenarnya tak hanya berasal dari kalangan model. Asal punya keberanian, tubuh mulus dan tentu saja kecantikan mereka bisa menjadi modelnya. Soal pose atau gaya di depan kamera, biasanya bukan hal yang mutlak.Namun bisnis seperti ini bukan sembarangan. Para model itu, tak akan begitu percaya saja dengan calon pengkoleksinya. Mereka berani diambil gambar telanjangnya dengan beberapa syarat dan kondisi.Tentu saja syarat yang diberikan para model untuk menjaga agar foto mereka tidak disebarkan di situs internet ataupun dimiliki oleh orang lain. "Biasanya kita bikin perjanjian dulu. Kalau foto itu sampai dimiliki oleh orang lain atau tersebar kita bisa menuntutnya," ujar Tari, sebut saja demikian, seorang private model. Perjanjian itupun ditandatangani di atas materai.Perjanjian itu meliputi tuntutan ganti rugi, berapa frame yang diambil dan juga nilai rupiah yang dikeluarkan. Untuk sekali pemotretan Tari bisa mendapatkan uang antara Rp 3-4 juta. "Yah, buat model amatiran kayak gue, segitu cukup deh," katanya sambil tersenyum.Tari mendalami profesi sebagai private model kurang dari setahun ini. Dia ikut-ikutan setelah beberapa rekannya sesama sexy dancer mendapatkan uang yang cukup lumayan dari pekerjaan ini. "Tapi gue pure model. Bukan pecun ya," sergah Tari, setengah bercanda, dalam sebuah kesempatan ketika berbincang akrab dengan detikcom. Gadis cantik kelahiran tahun 1983 ini sengaja mengungkapkan hal itu, karena tak jarang usai sesi pemotretan banyak juga pria yang membayarnya, ingin mengajaknya ke tempat tidur. Meski, beberapa kali ditawarkan dengan uang yang cukup lumayan, dia pun tetap menolaknya. Tapi banyak juga teman-teman Tari yang kadang menyambut baik tawaran itu dan menyelesaikan bisnis nafsu haram di tempat itu ataupun di hotel.Soal tempat pemotretan biasanya sesuai keinginan dari pelanggannya. Tempat bisa dilakukan di indoor ataupun outdoor. Jika outdoor, tempat itu harus dipastikan sepi. Begitu juga dengan fotographernya, bisa dilakukan oleh orang lain yang memang punya keahlian di bidang fotographi ataupun dilakukan langsung oleh pelanggannya. Di akhir pembicaraan yang berlangsung cukupt singkat di sebuah tempat dugem di kawasan Jaksel itu, Tari berjanji akan mengajak detikcom untuk sesekali melihat sesi pemotretannya. "Gue kerja dulu ya, nanti deh kapan-kapan gue ajak," ujarnya sambil menyerahkan segelas Martini, dia pun langsung menuju meja bar dan mengumbar tubuh seksinya dengan tarian erotisnya. Malam itu pun bertambah semarak. (mar/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads