Isu Bisnis PCR, Syarief Hasan: Harus Diusut Tuntas & Dibuka ke Publik

Isu Bisnis PCR, Syarief Hasan: Harus Diusut Tuntas & Dibuka ke Publik

Inkana Izatifiqa R Putri - detikNews
Selasa, 09 Nov 2021 15:47 WIB
Syarief Hasan
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan mengapresiasi upaya Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menggencarkan vaksinasi di berbagai wilayah Indonesia. Menurutnya, vaksinasi yang selama ini dilakukan BIN terbukti berdampak meningkatkan angka vaksinasi di Indonesia.

Hal ini juga terlihat dari capaian Indonesia sebagai salah negara dengan jumlah populasi tervaksin paling tinggi di dunia. Syarief mengatakan hal ini juga akan berpengaruh terhadap tingkat infeksi COVID-19 yang melandai hingga terbentuknya herd immunity.

"Saya memberikan atensi yang tinggi terhadap kinerja BIN dalam penanganan pandemi. Sebagai bencana nasional, sudah menjadi tugas semua komponen masyarakat dan lembaga negara untuk sinergi dalam penanganan pandemi. Tingkat infeksi yang melandai tentu harapan kita bersama. Dengan demikian, rakyat dapat kembali beraktivitas normal, kematian dan infeksi menurun drastis, serta perekonomian kembali bangkit," ujar Syarief dalam keterangannya, Selasa (9/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait hal ini, politisi senior Partai Demokrat ini pun mendorong agar vaksinasi terus digencarkan. Ia mengatakan seluruh upaya yang telah dilakukan BIN tentu sebuah hal yang baik dan patut diapresiasi. Meski demikian, ia meminta agar seluruh pihak tak boleh berpuas hati. Mengingat pandemi masih perlu diwaspadai.

Berdasarkan angka statistik yang dirilis Lembaga Our World in Data (7/11), Indonesia masih menempati urutan ke-14 negara dengan kasus tercatat paling tinggi sebanyak 4,25 juta kasus dan 144 ribu kematian. Syarief menyebut angka ini menunjukkan pembentukan kekebalan komunitas melalui vaksinasi terencana dan masif masih menjadi pekerjaan rumah bagi negara.

ADVERTISEMENT

"Solusi paling komprehensif mengatasi pandemi adalah vaksinasi. Sepanjang kekebalan komunitas belum terbentuk, maka selama itu pula pandemi belum dapat dikatakan usai. Karena itu, pelaksanaan tes PCR hanyalah solusi sementara untuk mendiagnosa dan memitigasi penyebaran virus. Jika tes PCR ini dikenakan harga yang begitu mahal, jauh di atas harga keekonomiannya, maka itu sama saja dengan menyusahkan rakyat. Upaya mengambil untung tanpa nurani di masa pandemi ini tentu menohok rasa kemanusiaan. Saya kira ini harus juga menjadi atensi penegak hukum," katanya.

Soal isu harga PCR, Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menilai jika harga tes PCR saat ini jauh lebih rendah maka ada potensi skandal besar yang terjadi. Ia menjelaskan pemerintah selama ini seharusnya tidak menutup mata dengan tarif tes PCR yang begitu mahal. Jika ini terus dibiarkan, kata Syarief, pemerintah terlihat membiarkan kepentingan bisnis mengeruk keuntungan.

"Saya mengharapkan dan meminta dengan tegas kepada pemerintah untuk serius audit tarif tes PCR selama ini, jika memang ada skandal hukum yang terjadi atau azas pemanfaatan situasi, maka tentu ini harus diusut tuntas dan dibuka kepada publik. Di tengah kesusahan rakyat sekarang ini, berdiam diri atas tarif tes PCR yang selama ini sangat mahal dan tidak masuk akal sama saja dengan mengeksploitasi rakyat. Jika memang pemerintah tidak kuasa menghentikan eksploitasi ini, sangat wajar rakyat bertanya ke mana pemerintah berpihak?" tutupnya.

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads