Edy Suranta Ginting (38) adalah pekerja seni yang melukis dengan menggunakan sampah plastik. Ia menekuni pekerjaan ini sejak 2016 awal sebagai bentuk kepeduliannya pada lingkungan.
Edy membedakan 2 jenis lukisan yang ia kerjakan, yakni lukisan pesanan dan lukisan idealis. Lukisan pesanan merupakan lukisan yang dipesan dari orang lain, sedangkan lukisan idealis adalah tumpahan ide yang dirasakan tanpa rasa beban.
Pada awal memulai karir sebagai pelukis dengan sampah, Edy melukis wajah kerabat dekatnya. Ia juga menggunakan aplikasi di media sosial guna menunjukkan hasil karya-karyanya. Hingga kini, orderan lukisan pesanan bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa, melainkan juga artis hingga pemerintah.
"Awal saya mencoba melukis menggunakan limbah plastik saya dasari melukis wajah. Setelah itu baru masuk (orderan) lukisan Najwa Shihab, Lyodra, Pasha Ungu, Nikita Mirzani, Ruben Onsu, Rizky Billar, Rico Huang, Bram Dermawan, dan sebagainya. Kalau dari pemerintahan banyak, salah satunya Ibu Susi Pudjiastuti ada juga kapolda, wali kota, bupati," cerita Edy dalam program Sosok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tarif lukisan wajah ada di harga Rp 3 juta. Namun, ada juga yang tertarik pada lukisan idealis milik Edy dan rela merogoh kantong hingga Rp 200 juta.
"Kalau lukisan surealisme itu sendiri paling awal saya melukis menggunakan limbah plastik, saya membawa titel tentang 'Selamatkan Bumi, Selamatkan Generasi', itu sempat dibeli oleh seseorang dari Jerman dengan harga Rp 200 juta," ujar Edy sembari tersenyum.
Namun, untuk saat ini, Edy mengaku akan menutup lukisan pesanan karena merasa harus kembali berkarya tanpa adanya beban.
"Kalau lukisan pesan itu penuh dengan beban. Kalau misalkan wajah itu banyak sekali bebannya. Sedikit saja agak tembem orangnya komplain," cerita Edy.
Saksikan kisah lengkapnya di video atas
(fuf/gah)