Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mewanti-wanti pemerintah Indonesia saat kasus virus Corona (COVID-19) di Eropa mulai naik. Kasus di Eropa, menurut Dicky, adalah peringatan untuk semua negara di dunia.
"(Kasus di Eropa) layak jadi barometer dalam kondisi global. Secara global banyak benua menurun, kasus infeksi dan kematian di Eropa meningkat dua-duanya lima minggu berturut-turut. Ini sinyal serius bahwa lebih serius dari penurunan yang banyak terjadi di belahan dunia, termasuk di Indonesia," kata Dicky saat dihubungi, Jumat (5/11/2021).
Bagi Dicky, Eropa memiliki tingkat penanganan COVID-19 lebih baik dibanding bagian benua lainnya. "Bahwa Eropa itu benua paling bagus surveilansnya, deteksi dininya, vaksinasinya, respons awal-nya dibanding benua lain," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky lalu berbicara soal kemungkinan lonjakan kasus di Indonesia dan beberapa tempat lainnya. Ada hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia agar tak terjadi lonjakan kasus seperti di Eropa.
"Apakan akan ada lonjakan? Sangat bisa. Banyak yang harus diperhatikan, salah satunya penguatan respons screening di pintu masuk (negara), dengan peningkatan di 113 kabupaten/kota, dikejar kasus, di-testing lagi, dikarantina. Dan cepat vaksinasi minimal setengah populasi divaksin di triwulan pertama 2022," ujar Dicky.
Kemudian, Indonesia juga perlu tetap menjaga keberlangsungan PPKM secara leveling. "Jaga leveling PPKM bertingkat, dan tidak mudah melakukan pelonggaran," kata Dicky.
Eropa Kembali Jadi Episenter Pandemi
Eropa kembali menjadi 'episenter' pandemi virus Corona, demikian peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ketika kasus-kasus melonjak di wilayah itu.
Dalam jumpa pers, Direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge mengatakan kemungkinan jumlah kematian di wilayah itu bisa mencapai setengah juta jiwa lagi sampai Februari nanti.
Dia menyalahkan pemberian vaksin yang tidak mencukupi sebagai faktor penyebab di balik kenaikan angka kasus.
"Kita harus ubah taktik kita, dari bereaksi terhadap lonjakan COVID-19 menjadi mencegahnya sejak awal," katanya.
Proses vaksinasi melambat di seluruh benua dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, sekitar 80 persen orang-orang di Spanyol sudah vaksin dua kali, jumlah itu lebih rendah di Prancis dan Jerman--masing-masing 68 persen dan 66 persen--dan masih lebih rendah di beberapa negara Eropa tengah dan timur.
Hanya 32 persen orang-orang Rusia yang divaksinasi penuh pada Oktober 2021.
Kluge juga menyalahkan pelonggaran langkah-langkah penanganan kesehatan masyarakat sehingga meningkatkan penularan infeksi di wilayah Eropa, yang mencakup 53 negara, termasuk beberapa wilayah di Asia Tengah.
Sejauh ini WHO telah mencatat 1,4 juta kematian di seluruh wilayah Eropa. Pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan selama empat minggu terakhir kasus di seluruh Eropa telah melonjak lebih dari 55 persen, meskipun ada 'pasokan vaksin dan alat yang cukup'.