TN Bantimurung-Bulusaraung Bantah Kera Endemik Maros Krisis Sumber Pangan

TN Bantimurung-Bulusaraung Bantah Kera Endemik Maros Krisis Sumber Pangan

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jumat, 05 Nov 2021 17:25 WIB
Kawanan Kera di Maros
Kawanan kera khas dan langka (endemik) di kawasan Taman Kars Bantimurung-Bulusaraung Maros (M Bakrie/detikcom)
Maros -

Habitat dan populasi kera khas endemik di kawasan Taman Kars Bantimurung-Bulusaraung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), disebut mulai terancam. Pihak Taman Nasional (TN) Bantimurung-Bulusaraung menepis kabar populasi kera ini berkurang.

"Populasi tidak berkurang, kami punya laporannya di kantor. Namun saya tidak tahu jumlah pastinya," kata Kepala TN Bantimurung-Bulusaraung wilayah Maros, Alias, saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (5/11/2021).

Namun dia membenarkan habitat kera Macaca maura terganggu oleh aktivitas warga yang kerap memberi mereka makanan ketika melintas di wilayah sekitar jalan raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, pemberian makanan oleh warga membuat para kera itu terbiasa menerima makanan dan keluar dari hutan. Padahal, lanjutnya, sumber makanan kera masih banyak.

"Masuk di pinggir jalan. Padahal, sesuai data kami, sumber pakan kera-kera ini masih banyak di dalam hutan di habitatnya. Cuman memang itu terbiasa diberikan makanan oleh masyarakat," terangnya.

ADVERTISEMENT

Sosialisasi Larangan Beri Makanan

Alias menyebut pihaknya sering kali melakukan sosialisasi kepada warga untuk tidak memberikan makanan kepada kera-kera itu. Sosialisasi disampaikan lewat media seperti selebaran dan papan pengumuman di sekitar lokasi hutan.

"Yang kasih makan-makan itu orang-orang yang lewat. Karena jalanan itu kan jalanan provinsi, bukan jalan kabupaten. Ada pengumuman banyak di sana," sebutnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Bahaya Rabies

Bahkan pihaknya sering kali mengingatkan bahaya penyakit, semisal rabies, yang bisa ditimbulkan jika terkena gigitan kera ini. Alias mengatakan ada waktu-waktu tertentu di mana para kera ini keluar mencari makanan di pinggir jalan.

"Saat ini ada rabiesnya, itu kalau dikhawatirkan kalau menggigit orang atau anak-anak di situ itu bahaya, nanti komplainnya ke kami. Ini bahaya. Kami tugaskan anggota saya untuk menghalau satwa, artinya disuruh masuk ke habitat tapi keluar lagi. Tapi ada jam-jam tertentu," sebutnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amin mengatakan, sejak 2016, kawanan kera berekor pendek itu berkeliaran di jalan raya untuk mencari makanan dari belas kasihan pengendara yang melintas di kawasan jalan berkelok-kelok di Camba, Maros.

Keluarnya kera ke jalan raya itu diyakini karena habitatnya sudah tidak nyaman dan sumber makanannya terus berkurang. Dia menduga hal itu disebabkan oleh pembukaan lahan menjadi ladang atau perkebunan.

Halaman 2 dari 2
(fiq/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads