Pulau Rinca, yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempat terbakar. Dugaan awal, kebakaran dipicu kondisi cuaca.
"Sampai sekarang belum (selesai penyelidikan). Kita kemarin curiga ada gesekan karena angin kencang dan udara yang kering," kata Kepala BPBD NTT Ismail Surdi saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (5/11/2021).
Sempat beredar juga kabar di media sosial (medsos) bahwa penyebab kebakaran ialah sambaran petir. Ismail mengatakan belum ada laporan yang membenarkan dugaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mendasarkan pada laporan dari Balai Taman Nasional Komodo (BTNK). BTNK menduga kebakaran tak terlepas dari faktor kondisi savana yang kering.
![]() |
"Yang banyak di sana kemarin itu, kondisi kering, dan angin yang memicu perluasan kebakaran. BTNK tidak menyebut itu (karena petir)," ucap dia.
Ismail mengatakan saat ini wilayah di Kabupaten Manggarai Barat belum memasuki musim hujan.
"Belum (musim hujan), kalau wilayah pantai, kalau hujan hanya gerimis," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Resor Gili Lawa, Rijal Mewar, dan tim telah memeriksa lokasi kejadian untuk memastikan tingkat keparahan kebakaran savana di Loh Serai. Tim menyatakan belum ada tanda kebakaran disebabkan ulah manusia.
"Tim mengatakan belum menemukan adanya tanda-tanda kebakaran yang disebabkan oleh manusia. Penyebab kemunculan api masih dalam penyelidikan, namun kuat dugaan disebabkan cuaca yang sangat kering dan panas. Area kebakaran meluas dengan kuatnya angin pada lembah tersebut," ujar dia.
Simak soal kebakaran dan proses pemadaman di Pulau Rinca di halaman berikutnya.
Diberitakan sebelumnya, beberapa wilayah Pulau Rinca di NTT terbakar pada Selasa (2/11) kemarin. Petugas internal BTNK mendapat informasi kebakaran terjadi pada Selasa (2/11) pukul 15.00 Wita.
"Rinca bagian ujung utara/barat (yang terbakar)," kata Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Lukita Awang.
Sedikitnya, ada 43 orang terdiri atas 32 orang ranger dan 11 orang warga Rinca/Kerora yang terlibat dalam pemadaman api.
![]() |
"Ekosistem savana merupakan salah satu ekosistem yang sangat rentan terhadap bencana kebakaran hutan. Kebakaran hutan dapat diartikan sebagai dua sisi koin berbeda, di mana kebakaran yang tidak terkendali dapat mengganggu kelestarian lingkungan, sementara kebakaran terkendali justru akan mempercepat proses suksesi alami vegetasi tumbuhan bawah pada ekosistem savana yang akan membuat lahan kian subur," demikian kata BTNK dalam keterangannya.
"Tugas terpenting para jagawana Balai Taman Nasional Komodo adalah memastikan agar kebakaran tidak mencapai ekosistem hutan gugur terbuka karena memerlukan waktu regenerasi hutan yang lebih lama dan berdampak besar pada keberlangsungan hidup satwa liar," imbuhnya.
(jbr/nvl)