Epidemiolog Usul Mal Tak Dibuka 100%: Di Malaysia-Hongkong Jadi Klaster

Epidemiolog Usul Mal Tak Dibuka 100%: Di Malaysia-Hongkong Jadi Klaster

Farih Maulana Sidik - detikNews
Rabu, 03 Nov 2021 07:47 WIB
Epidemiolog Griffith University Austealia
Dicky Budiman (Foto: Screenshoot 20detik)
Jakarta -

PPKM DKI Jakarta kini menjadi level 1 dengan sejumlah aturan yang dilonggarkan. Aturan kapasitas mal dibolehkan hingga 100% pun disorot oleh Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman.

Dicky mengatakan ketika mal dibuka hingga 100% bisa berpotensi menjadi klaster penularan COVID-19. Untuk menghindari kekhawatiran itu, pengelola mal harus memastikan screening dilakukan secara ketat.

"Potensi dan resikonya ini akan bergantung pada seberapa yakin, seberapa ketat screening yang orang masuk ke dalam pembukaan pelonggaran aktivitas itu mal-mal dan lain sebagainya itu adalah orang yang sudah vaksinasi, adalah orang yang tidak dalam kasus kontak, adalah orang yang tidak bergejala," kata Dicky kepada wartawan, Selasa (2/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, Dicky mengatakan pemerintah dan pihak mal harus cermat dalam hitung-hitungan luas mal dengan orang yang masuk mal dalam kapasitas penuh. Menurutnya, setiap orang yang di mal harus memakai space setidaknya 4 meter persegi.

"Karena seharusnya, setidaknya 1 orang ya 4 m2 di tempat seperti itu. Misalnya 100 (orang), berarti 100x4, ya 400 m2. Kalau 10.000x4 ya berarti 40.000 m2, ini ada nggak (seluas itu)? Kalau itu tidak terpenuhi risiko. Jadi 100 persen ini juga tricky. Dalam artian bagaimana tadi, 1 orang itu ngambil berapa luas," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Dicky menyebut saat kapasitas mal bisa hingga 100%, sirkulasi udara di dalam mal pun harus diperhatikan. Dia menilai kondisi mal di Jakarta tak bisa disamaratakan.

"Nah ini yang harus dilihat, ini nggak bisa disamaratakan mal itu, ada yang bagus, tinggi lagi, ada mal itu yang tinggi banget langit-langitnya sirkulasinya bagus, itu yang harus dilihat satu per satu, nggak bisa disamaratakan," ujarnya.

Lihat juga video 'Akhirnya Mal Kembali Dibanjiri Pengunjung Dewasa Hingga Anak-anak':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

Dia meminta agar pemeriksaan masuk ke mal tak hanya satu lapis saja di depan pintu masuk. Menurutnya, setiap gerai-gerai di dalam mal harus juga diterapkan screening agar mudah dalam pelacakan.

"Setiap masuk ke gerai atau toko itu harus ada fungsi trackingnya, teridentifikasi dia masuk situ. Sama di sini (Australia) juga begitu, masuk mal ya di depan malnya di-scan kita, terus masuk masing-masing gerai ya itu ada barcode sendiri," ucapnya.

Lebih jauh, Dicky mengingatkan tentang ancaman COVID-19 gelombang 3 serta penyebaran varian barunya. Dia berpesan agar pemerintah Indonesia belajar dari Malaysia, Australia, hingga Hongkong terkait klaster COVID-19 di dalam mal.

"Bahwa mal menjadi kluster di era delta varian ini menjadi nyata dan terjadi seperti di Malaysia, di Hongkong, bahkan di sini di Australia juga, walaupun kalau di Australia dikaitkan dengan di pantai. Ini menunjukkan bahwa pembukaan mal ini harus sangat diperhitungkan kapasitasnya, jangan langsung," katanya.

"Jadi bahwa di Indonesia sejauh ini memang belum ada laporan tentang klaster mal karena juga kapasitas deteksi kita, 3T kita ini kan bukan yang terbaik, di Asean pun bukan yang terbaik. Jadi ini menempatkan kita pada posisi yang rawan sekali, sehingga harus hati-hati sekali," imbuhnya.

Seperti diketahui, berdasarkan Inmendagri yang dikeluarkan oleh Mendagri Tito Karnavian pada Senin, 1 November 2021, saat ini Jakarta berstatus PPKM Level 1. Penerapan PPKM level 1 di Jakarta mulai diberlakukan dari Selasa 11 November 2021.

Jakarta mengalami penurunan level PPKM, di mana dalam periode PPKM sebelumnya Jakarta masih berstatus PPKM level 2. Saat ini Jakarta sudah mencapai total vaksinasi dosis 1 minimal 70% dan capaian vaksinasi dosis 1 untuk lanjut usia di atas 60 tahun minimal sebesar 60%. Maka dari itu saat ini Jakarta berstatus PPKM level 1.

Halaman 2 dari 2
(fas/zak)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads