Indomaret di Bekasi Selatan sempat viral di media sosial lantaran memasang spanduk yang meminta konsumen melapor ke polisi jika ditagih uang parkir.
Salah satu juru parkir, Irfan, yang ditemui di wilayah Kebon Melati, Jakarta Pusat, meresponsnya. Menurutnya, berapa pun nominal yang diberikan customer harus diterima dengan ikhlas.
"Saya seikhlasnya saja. Mau ngasih berapa, kadang ada yang ngasih Rp 2.000, kadang ada yang ngasih Rp 5.000. Paling kecil Rp 1.000, gope yang mobil, saya senyum aja. Makan bakso bisa mahal gocapan, bayar parkir gope," ujar Irfan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irfan mengaku tak terlalu mempermasalahkannya. Ia hanya bisa sabar dan tersenyum. "Saya senyumin aja, mungkin Allah nguji kesabarannya, ilmu sabar ilmu ikhlas," tambah Irfan.
Namun warga setempat bernama Tio mengaku cukup resah dengan adanya juru parkir. Seolah-olah kehadiran juru parkir harus memaksa mereka yang hadir untuk bayar parkir.
"Tapi sebenarnya soal parkir Indomaret ini dari beberapa tahun lalu udah banyak yang resah sebenarnya. Sebenarnya nggak maksa, tapi merasa seakan-akan kayak dipaksa. Gua sih mending sukarela saja. Kalau ada, dikasih, nggak ada, nggak usah dikasih. Biasa Rp 2.000 hingga Rp 1.000," ucapnya.
Berbeda dengan Tio, pelanggan Indomaret Fadil Anwar justru santai dengan adanya juru parkir. Fadil tak masalah mengeluarkan uang jika juru parkir tersebut bekerja sesuai porsinya.
"Kalau menurut saya sih nggak terlalu karena juga dia jagain. Kalau barang ilang, mungkin dia berani kalau tanggung jawab. Saya ikhlas, tergantung dia mintanya, kalau Rp 2.000 ya Rp 2.000. Kalau biasa saya ngambil ATM kan biasa nggak belanja, Rp 1.000 atau berapa saya kasih. Aman-aman saja, nggak dipersulit, sih," ujar Fadil.
Kalian setuju atau tidak dengan adanya juru parkir?
(gra/gra)