Sekelompok Pria Bertopeng 'V for Vendetta' Datangi Kemenag

Sekelompok Pria Bertopeng 'V for Vendetta' Datangi Kemenag

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Kamis, 28 Okt 2021 18:18 WIB
Sekelompok orang datangi Kemenag (Tiara-detikcom)
Sekelompok orang datangi Kemenag (Tiara/detikcom)
Jakarta -

Sekelompok orang yang menamakan diri Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai) mendatangi Kementerian Agama (Kemenag). Mereka mendesak Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mundur dari jabatannya.

Pantauan detikcom pada Kamis (28/10/2021), tampak massa tiba di kantor Kemenag sejak pukul 16.00 WIB. Mereka terlihat menggunakan APD sambil memakai topeng Guy Fawkes, yang dikenal lewat komik serta film 'V for Vendetta'.

Sejumlah atribut demonstrasi dibawa massa, dari bendera hingga spanduk bertulisan 'Bubarkan Kementerian Agama #Yaqutpemecahbelahumat'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini kita datang memantau masalah kemarin yang sempat viral karena membuat kelompok tertentu menjadi gaduh," kata Koordinator Lapangan Perisai, Ali Hasan.

"Kami dari Pertahanan Ideologis Serikat Islam ingin membantah bahwasanya Kemenag itu milik NU atau kelompok tertentu," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Ali menilai pernyataan Yaqut telah memicu perpecahan di kalangan umat beragama. Dia meminta Yaqut mundur dari jabatan Menteri Agama.

"Bahkan hari ini kami dari Perisai ingin menuntut kalau bisa Pak Menteri mundur atau tidak Kemenag dibubarkan karena sudah menjadi sarang korupsi di dalam sini," ujarnya.

Ali mengatakan organisasinya berafiliasi dengan Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (Semmi). Namun hari ini keduanya tidak menggelar aksi bersama.

"Kalau semi mahasiswanya, kami pemudanya. Tapi sama satu serikat islam, serumpun," ujarnya.

Semmi Jakarta Raya sebelumnya mengaku bakal menggelar aksi di kantor Menag Yaqut Cholil Qoumas. Mereka mendesak Menag Yaqut meminta maaf atas pernyataan kontroversialnya soal 'Kemenag hadiah untuk NU'.

Koordinator Lapangan Semmi Jakarta Raya Muhammad Senanatha mengatakan rencananya aksi ini digelar di kantor Kementerian Agama di Jl Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pukul 13.00 WIB.

"Kalau tuntutan pertama, kami mendesak Gus Yaqut minta maaf atas pernyataan yang kemarin. Karena apa? Karena berbicara pertama, sejarah piagam Jakarta, berdirinya Kemenag. Kalau lihat dari referensi buku yang terlibat di dalam bukan hanya Nahdlatul Ulama," kata Senanatha saat dihubungi, Kamis (28/10).

Simak penjelasan Yaqut di halaman selanjutnya

Penjelasan Yaqut soal 'Kemenag Hadiah untuk NU'

Yaqut Cholil Qoumas angkat bicara terkait pernyataan kontroversialnya soal 'Kemenag hadiah untuk NU'. Ada tiga poin penting yang dia sampaikan.

Ditemui setelah membuka Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2021 di The Sunan Hotel, Solo, Gus Yaqut menyebut poin pertama adalah pernyataan tersebut disampaikan dalam forum internal.

"Saya jelasin sekali tapi jangan ada yang nanya lagi. Pertama, saya sampaikan di forum internal untuk menyemangati para santri dan pondok pesantren. Itu sama kira-kira ketika kalian semua dengan pasangannya masing-masing melihat rembulan di malam hari bilang 'Dik, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos', apakah salah itu? Itu karena internal," kata Yaqut di Solo, Senin (25/10).

Kemudian, di poin kedua, Menag Yaqut menegaskan tidak ada kebijakan Kemenag yang dibuat hanya untuk NU. Dia menyebut sejumlah pejabat Kemenag berasal dari berbagai organisasi Islam.

"Sekarang bisa dibuktikan klausul kedua, kita lihat, apakah ada kebijakan Kemenag yang diperuntukkan untuk NU saja? Tidak. Afirmasi semua agama kita berikan hak secara proporsional terhadap kementerian agama," ujar dia.

"Bukan hanya itu, ormas tidak hanya NU saja. Cek coba sekarang, cek Dirjen PHU, Dirjen Haji dan Umroh itu kader Muhammadiyah, jangan salah. Dan itu biasa buat kami. Irjen Kemenag, bukan NU, dan itu biasa. Memberi semangat itu wajar. Itu internal," imbuhnya.

Pada poin ketiga, Yaqut menjelaskan bahwa NU memiliki sifat dasar terbuka dan memberikan maslahat untuk kepentingan yang lebih besar. Namun dia heran pernyataannya di forum internal justru digoreng ke publik.

"Dan memang saya nggak tahu kok digoreng-goreng di publik bagaimana. Itu forum internal konteksnya menyemangati. Yang ketiga saya mau tekankan, bahwa NU harus kembali ke jati dirinya meskipun NU ini diberikan sesuatu. NU harus tetap terbuka, tetap inklusif, NU harus tetap memberikan dirinya untuk kepentingan yang lebih besar, maslahat yang lebih besar, bukan semuanya untuk NU, karena itu sifat dasar NU. Itu sebenarnya tujuannya, kemudian digoreng-goreng," pungkasnya.

Halaman 3 dari 2
(haf/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads