Sejumlah anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) membubarpaksakan aksi unjuk rasa forum solidaritas mahasiswa Papua di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Demo itu beragendakan penyampaian tuntutan Papua merdeka.
Pembubaran demo pun viral di media sosial (medsos). Terekam ormas bersikap kasar pada pedemo saat membubarkan.
Dilihat detikcom pada video tersebut, Rabu (27/10/2021), awalnya tampak sejumlah peserta unjuk rasa yang berada di Jalan AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Makassar. Diketahui, demonstrasi mendukung Papua merdeka itu berlangsung pada Selasa (26/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terekam sejumlah pria anggota ormas mendatangi pengunjuk rasa. Seorang anggota ormas berbaju hitam memegang kerah baju pengunjuk rasa berjaket kuning. Sejurus kemudian, tendangan bebas dari pria lainnya mendarat di tubuh si pengunjuk rasa berjaket kuning.
Hal tersebut tak menyurutkan aksi demonstrasi. Hal itu membuat sejumlah anggota ormas naik darah. Kericuhan tak terhindar. Polisi kemudian berupaya menghentikan kekacauan.
Sementara itu, dalam potongan video lainnya, tampak kericuhan dengan saling serang antarmassa.
"Itu demo mau lepaskan Papua dari NKRI," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Witnu Urip Laksana kepada detikcom, Rabu (27/10).
Witnu mengatakan tak ada yang diamankan buntut kericuhan tersebut. Dia menyebut polisi hanya melakukan upaya pembubaran terhadap dua kelompok yang bertikai.
Witnu lalu membantah membiarkan pedemo diintimidasi anggota ormas. Dia mengungkapkan, untuk meredam situasi, justru Wakapolsek Rappocini AKP Widodo sampai terluka.
"Bukan disaksikan, justru kita amankan dan bubarkan," sebut Witnu.
Witnu menyampaikan setidaknya 3 polisi terluka akibat lemparan batu saat kericuhan. Lemparan batu, sebut Witnu, membuat gigi anggotanya patah, dan ada juga yang mengalami luka robek hingga perlu mendapatkan penanganan medis dengan tiga luka jahit.
"Ngawur," kata mantan Dirintel Polda Sulsel tersebut saat menanggapi isu main hakim ormas terhadap pengunjuk rasa.