Penemuan harta karun diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Sungai Musi kembali menjadi sorotan. Komunitas Pecinta Antik Sriwijaya yang tahu informasi sejak lama menyayangkan selama ini peneliti Indonesia seakan tidak peduli.
"Kami tahu informasi itu sudah lama sejak lama, sekitar tahun 2009 lalu, saat itu sempat menjadi perdebatan juga di komunitas kami," kata Ketua Komunitas Pecinta Antik Sriwijaya (KompakS), Yudi, ketika ditemui detikcom, Rabu (27/10/2021).
Yudi mengatakan pihaknya sangat menyayangkan informasi ini malah muncul dari luar negeri. Informasi ini, menurutnya, sudah lama diketahui para penyelam dan pencinta barang antik di Palembang, tapi tidak diakui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sayangnya pemerintah seakan tidak peduli akan temuan dari Sungai Musi tersebut. Mereka para penyelam awalnya hanya mencari barang bekas seperti besi dan lainnya, karena penemuan barang antik diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya itu nilainya lebih menjanjikan mereka pun fokus ke sana," kata Yudi.
Penyelam Diminta Direkrut
Yudi berharap peneliti dari dari Indonesia seharusnya lebih bergerak cepat sebelum nantinya barang antik yang diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ada di Sungai Musi itu dikuasai semua oleh luar negeri. Dia juga meminta agar para penyelam dapat direkrut atau difasilitasi.
"Ya harus segera dilakukan penelitian, kami bisa memberi informasi sebatas itu. Selama ini suara kami hanya diabaikan. Memang yang berkompeten memastikannya peneliti. Untuk penyelamnya juga harus difasilitasi atau direkrut biar nilai sejarah bisa kita sendiri (Indonesia) yang kembangkan," katanya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Menjelajah Masjid Sriwijaya yang Katanya Jadi Sarang Ular-Babi':
Sebelumnya, seperti dilansir The Guardian, Selasa (26/10), harta karun peninggalan Sriwijaya ini ditemukan oleh nelayan. Benda berharga itu ada di dasar Sungai Musi, Palembang, Sumsel.
Temuan luar biasa itu terdiri dari koin, permata raja, hingga patung Buddha yang disebut dibuat pada abad ke-8. Patung Buddha itu disebut bertakhtakan permata bernilai jutaan poundsterling. Arkeolog maritim Inggris, Dr Sean Kingsley, bahkan membandingkan temuan ini dengan cerita fiksi 'Sinbad si Pelaut'.
"Dalam lima tahun terakhir, hal-hal luar biasa telah muncul. Koin dari semua periode, patung emas dan Buddha, permata, segala macam hal yang mungkin Anda baca di 'Sinbad the Sailor' dan mengira itu dibuat-buat. Itu benar-benar nyata," kata Kingsley.