Geger Google Street View Diprotes Warga Sampai Surat KSP Dibawa-bawa

Round-Up

Geger Google Street View Diprotes Warga Sampai Surat KSP Dibawa-bawa

Tim detikcom - detikNews
Senin, 25 Okt 2021 06:51 WIB
XIAN, CHINA - NOVEMBER 20: (CHINA OUT) An etiquette girl is reflected on a big screen at the Googles 2008 Xian winter marketing forum on November 20, 2008 in Xian of Shaanxi Province, China. Google has covered in China most of the commercial value of users, 88 percent of search products and user information in the use of Google. (Photo by China Photos/Getty Images)
Ilustrasi (Foto: GettyImages)
Tangerang -

Seorang warga Tangerang, Khairul Anam membuat geger setelah memprotes Google lantaran mempotret rumahnya untuk Google Street View (GSV). Khairul bahkan mengungkap pihak Google mengaku mendapatkan izin dari Kantor Staf Presiden (KSP).

Hal tersebut disampaikan Khairul Anam secara langsung. Dia awalnya menjelaskan secara rinci ketika tim dari GSV memasuki kompleks rumahnya sambil membawa kamera.

Ketika itu, Khairul lantas menanyakan kepada tim GSV tersebut terkait surat izin untuk melakukan pemotretan. Saat itu, tim GSV memang menunjukkan sebua surat. Namun, surat itu, kata Khairul, diteken pada 10 Agustus 2018 dan mendapat dukungan dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu ada mobil Honda HR-V masuk kompleks, lengkap dengan kamera dan lain-lain. Waktu saya tanya, dia ngakunya sudah izin satpam, yang tidak tahu apa-apa soal mobil GSV itu. Pas saya minta surat izin, dia menyodorkan surat dukungan dari deputi KSP," kata Khairul kepada wartawan, Minggu (24/10/2021).

Khairul lantas membeberkan surat tim GSV itu ditandantangani oleh Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo. Akan tetapi diketahui Eko hanya menjabat sampai tahun 2018 dan kini ia sudah tidak menjabat lagi.

ADVERTISEMENT

"Siapa yang mengeluarkan endorse itu agar @googleindonesia 'leluasa' motret sembarang tempat? Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo. Surat dukungan itu diteken 10 Agustus 2018. Surat itu kita foto juga. @googleindonesia #GoogleLanggarPrivasi," tambahnya.

Yang membuat anehnya lagi, Khairul mengungkap surat itu berupa dukungan Google untuk melaksanakan GSV dalam rangka Asian Games 2018. Khairul pun heran dan mempertanyakan kaitannya dengan kompleks yang dihuninya itu.

"Itu surat dukungan buat Google melaksanakan GSV dalam rangka mensukseskan Asian Games 2018. Apa hubungannya sama kompleks saya?" ujarnya.

Pada saat itu juga, Khairul langsung meminta GSV menghapus foto kompleksnya itu dan kesepakatan pun disetujui. Namun demikian, di hari berikutnya, Khairul mendapati kompleksnya tetap masuk di Google Street View lengkap dengan detail jalan dan teras rumah.

"Lalu saya minta dia hapus hasil foto, dan dia mau karena tahu itu bukan jalan umum, kompleks saya gerbang tunggal, cuman 20-an rumah, bukan jalan umum. Kupikir masalah selesai. Ternyata kemarin dikasih orang kompleks ternyata kompleks kami masuk di Google Street View, lengkap dengan detail jalan, teras rumah, dan lain-lain," ungkapnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Saat Moeldoko Temui Massa BEM SI: Saya Beri Kesempatan Diskusi di Kantor KSP':

[Gambas:Video 20detik]



Alasan Khairul Minta GSV Hapus Foto

Khairul lantas menjelaskan alasannya tegas meminta agar foto kompleks rumahnya dihapus oleh tim GSV. Dia menjelaskan kompleks rumahnya tidak punya jalan tembus dan hanya memiliki satu gerbang. Selain itu, dia mengaku tak terima lantaran Google memotret rumahnya dan rumah penghuni lain tanpa izin.

"Sekali lagi, kompleks rumah saya tidak punya jalan tembus, hanya satu gerbang, dan hanya digunakan oleh penghuni. Jadi kenapa Google dan mitranya seenaknya memotret rumah, pekarangan dan jalanan kompleks kami?" kata Khairul.

Khairul heran GSV menggunakan surat dukungan KSP untuk masuk ke permukimannya dan melakukan foto-foto dalam konteks Asian Games. Dia pun meminta Google memutus akses atau men-take down hasil pemetaan kompleks miliknya.

"Mereka juga menggunakan surat dukungan deputi KSP dalam konteks Asian Games, untuk masuk ke pemukiman mengambil foto-foto," ujar Khairul.

"Tolong PT Kelly Service Indonesia dan @googleindonesia untuk men-take down hasil pemetaan kompleks gw. Kompleks gw bukan jalan umum dan tidak ada hubungannya sama kesuksesan Asian Games yang lo jadikan alasan buat foto-foto areal nonpublik seenaknya. #GoogleLanggarPrivasi," tambahnya.

Sampai saat ini, detikcom telah berupaya mengontak pihak KSP. Namun hingga berita ini terbit, belum ada respons dari pihak KSP.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads