Sampai saat ini, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri belum menentukan siapa sosok yang bisa mewakili partainya untuk maju di Pilpres 2024. Bahkan kini Megawati pun memerlukan waktu untuk berkontemplasi untuk menentukan pilihannya. Lantas sebetulnya apa alasan Megawati perlu berkontemplasi?
Pakar Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno awalnya menilai kontemplasi Megawati sebetulnya menunjukkan berlimpahnya kader PDIP yang bisa maju di 2024. Namun demikian, menurutnya justru Megawati dibingungkan dengan pilihan yang berlimpah tersebut.
"Tentu Megawati butuh berkontemplasi mencari suksesor Jokowi. Karena stok kader PDIP berlimpah. Ada Puan, Ganjar, Risma, dan lainnya," kata Adi saat dihubungi, Minggu (24/10/2021).
Lebih lanjut, Adi menjelaskan kebingungan yang terjadi pada Megawati dalam mencari pengganti Jokowi. Dia menilai Megawati sebetulnya ingin trah Soekarno, yakni Puan Maharani, yang maju di Pilpres 2024, akan tetapi di sisi lain ada sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga berpeluang lantaran memiliki elektabilitas tinggi.
"Satu sisi Mega pasti punya kepentingan di 2024 trah politik Soekarno yang menjadi pelanjut Jokowi. Ada Puan di situ tapi elektabilitasnya rendah. Sisi lain ada Ganjar yang populer dan elektabilitasnya menjulang, tapi bukan trah Soekarno," ucapnya.
Adi meyakini salah satu alasan itu lah yang membuat Megawati harus memikirkan dan merenung dalam menentukan pilihannya. Dia memastikan jika Megawati salah pilih, maka PDIP harus siap kalah dalam Pemilu 2024.
"Fakta inilah yang sepertinya membutuhkan Mega mesti butuh merenung serius. Karena kalau salah pilih calon, PDIP harus siap kalah pemilu. Mega butuh keseimbangan mencari titik temu pilihan terbaik untuk diusung maju 2024," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan video 'Survei Capres SMRC: Prabowo Teratas, Habib Rizieq di Atas Puan Maharani':