Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa magnitudo (M) 4,8 di Bali tidak terlalu besar. Namun, menurut BMKG, gempa Bali tersebut menimbulkan kerusakan yang cukup parah.
"Gempa Agung-Batur ini sangat menarik untuk kita kaji karena gempa ini kekuatannya tidak terlalu besar, artinya kurang dari 5 (magnitudo), tapi mampu menimbulkan kerusakan yang cukup banyak, dan kemudian juga menimbulkan korban jiwa," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/10/2021).
Seperti diketahui, gempa Bali terjadi pada Sabtu (16/10) pukul 04.18 Wita dengan episentrum di darat, sekitar 8 km arah barat laut dari Karangasem, dengan kedalaman hiposenter 10 km. Dalam waktu 4 menit kemudian terjadi lagi gempa berkekuatan magnitudo 3,8.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi main shock-nya 4,8, kemudian 4 menit kemudian terjadi gempa lagi berkekuatan 3,8. Ini semua gempa dangkal ya," jelas Daryono.
"Gempa ini kecil, tapi kenapa merusak, ini karena kedalamannya sangat dangkal. Kemudian bangunan yang ada di sekitar pusat gempa itu tidak standar," tuturnya.
Selain itu, dampak gempa yang besar juga disebabkan oleh tanah lunak akibat endapan lahar daerah gunung api. Endapan itu mampu memperbesar efek gempa dan ditambah dengan efek topografi.
"Semakin tinggi bukit/lereng, itu semakin labil terjadi percepatan dan akan menambah percepatan sehingga banyak sekali rumah-rumah rusak dan lereng pun mengalami longsor," paparnya.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Menurutnya, gempa utama M 4,8 spektrum getarannya sampai di Kabupaten Banyuwangi dan di wilayah timur seluruh Pulau Lombok ada laporan turut merasakan. Tetapi gempa susulannya M 3,8 hanya dirasakan di sekitar wilayah Gunung Agung-Batur saja, khususnya Karangasem, Bangli, Gianyar, Buleleng, Denpasar, dan Tabanan.
Namun, di sisi lain, Daryono bersyukur bahwa gempa Bali ini tidak banyak susulan. Pihaknya di BMKG mencatat hanya ada sebanyak tiga susulan setelah main shock-nya berkekuatan M 4,8. Kemudian gempa susulan dari yang pertama sampai yang ketiga secara berturut-turut berkekuatan M 3,8, M 2,7, M 2,1.
"Siangnya pukul 13.00 WIB itu sudah terakhir. Setelah itu tidak ada gempa lagi. Inilah menariknya. Maka kami mencurigai gempa ini sebenarnya gempa yang merupakan residual stress, artinya stres yang tersimpan kemudian lepas lagi," paparnya.