Golkar memupuk asa mengusung calon presiden sendiri di Pilpres 2024. Sosok Ketua Umum Airlangga Hartarto jadi tumpuan Golkar. Akankah asa Golkar terwujud?
Terakhir kali Golkar mengusung calon presiden sendiri yakni 12 tahun lalu, dihitung dari sekarang, 2021. Kala itu Golkar mengusung Jusuf Kalla--ketua umum mereka--di Pilpres 2009.
Pada Pemilu 2009, Golkar meraup 15.037.757 suara atau 14,45 persen. Golkar butuh koalisi untuk mengusung Jusuf Kalla sebagai calon presiden. Nama Wiranto dipilih menjadi pendamping Jusuf Kalla. Koalisi Jusuf Kalla-Wiranto saat itu adalah Partai Golkar, Partai Hanura, ditambah PDK.
Hasil Pilpres 2009 menempatkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Boediono, menjadi pemenang. Setelah 2009, Golkar tak pernah mengusung ketua umum mereka sebagai calon presiden.
Berbeda dari sebelumnya, Golkar akan memajukan Airlangga sebagai calon presiden nantinya. Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menegaskan mereka siap berkoalisi dengan partai yang sejalan. Syarat koalisi yang diajukan Golkar adalah Airlangga Hartarto menjadi calon presiden.
"Pada prinsipnya, Partai Golkar sangat terbuka untuk berkoalisi dengan partai politik mana pun yang memiliki kesamaan visi, misi, dan cita-cita perjuangan dalam pemerintahan ke depan," katanya.
"Selain itu, syarat yang utamanya Pak Airlangga sebagai presidennya," ujar Ace menegaskan.
Waketum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyebut terpilihnya Airlangga sebagai Ketum Partai Golkar menunjukkan dirinya merupakan kader terbaik. Jika bukan kader terbaik, kata Doli, tidak mungkin Airlangga terpilih menjadi ketum.
"Pak Airlangga terpilih sebagai ketua umum, artinya dialah kader terbaik di periode ini. Karena kalau bukan kader terbaik, tak mungkin terpilih sebagai ketua umum," katanya.
"Nah tentu kalau bicara calon presiden, tentu kita harus memberikan kader terbaik kan. Itu lah kenapa diputuskan dalam Rapimnas dan Rakernas, kami memutuskan setelah menyerap aspirasi dari bawah, secara resmi disampaikan kami putuskan Pak Airlangga sebagai calon presiden," imbuh Doli.
Respons Parpol soal Koalisi
Golkar tentu membutuhkan koalisi demi bisa mengusung Airlangga Hartarto di Pilpres 2024. Golkar harus memenuhi ambang batas capres 20 persen yang ditetapkan undang-undang.
Sejauh ini, ada 3 partai yang menanggapi niatan Golkar memajukan Airlangga di Pilpres 2024 yakni Partai NasDem, PPP dan PKB, yang juga butuh koalisi nantinya.
NasDem mengatakan mereka open bidding atau membuka konvensi capres untuk menentukan jagoan di Pilpres 2024. Sementara PKB dan PPP ingin bertanya kepada ulama terlebih dahulu soal kemungkinan menduetkan kadernya dengan Airlangga Hartarto.
"Soal apakah Pak Harso (Ketum PPP Suharso Monoarfa) akan dimajukan cawapresnya Pak Airlangga Hartarto, tentu kita masih akan menjajaki kemungkinan-kemungkinan itu. Tentu kita konsultasi dengan Majelis Syariah para ulama PPP," ujar Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi atau Awiek saat dihubungi.
(gbr/tor)