Guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra mengusulkan agar Golkar merangkul partai pecahannya jika ingin kembali menang seperti di pemilu 2024, salah satunya Hanura. Tapi Hanura tidak yakin kalau Golkar mau berkoalisi dengan partainya yang tidak mendapat kursi di DPR di pemilu 2019.
"Masih jauh, kok udah mikir koalisi, sedangkan aturannya juga kan belom keluar, pilpres kan berbarengan dengan pileg, parliamentary threshold (PT)-nya ambil kursi yang mana, berarti kursi yang kemarin kan, kursi kemarin kan Hanura nggak ada kursi, apa Golkar mau nanti berkoalisi karena Hanura nggak ada kursi," kata Ketua DPP Hanura, Inas Nasrullah, kepada wartawan, Senin (18/10/2021).
Inas lantas mengatakan kalau partainya tidak sepenuhnya merupakan pecahan dari Golkar. Sebab, menurutnya, tidak semua kader berasal dari Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kedua juga kalau Hanura pecahan Golkar nggak juga, kalau misalnya ada kader Hanura eks kader Golkar iya tapi kan nggak semua. Misalnya Pak Wiranto dan Pak Oesman Sapta Odang (OSO) buat Hanura rombongannya juga nggak ada, tapi kalau dibilang pecahan Golkar nggak juga, lebih banyak kader baru dari partai lain, kalau bergabung ya kita sama siapa aja bergabung tergantung platform-nya nanti dan keputusan ketua umum," ujarnya.
Inas menyebut kalau saat ini belum ada pembicaraan koalisi Pemilu 2024 di internal partai. Dia mengatakan Hanura masih fokus memikirkan cara agar Hanura bisa kembali mendapat kursi di DPR.
"Belum ada, Pak OSO juga belum bicara apa-apa, kita masih bicara soal bagaimana di 2024 kita bisa dapat kursi di DPR lagi," ucapnya.
Golkar Disarankan Berkoalisi dengan Pecahan Partainya
Sebelumnya, guru besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra, menyarankan sejumlah hal kepada Partai Golkar untuk memenangi Pemilu 2024. Setidaknya, ada tiga hal yang dapat dilakukan Partai Golkar agar kejayaan pada Pemilu 2004 bisa terulang.
Hal itu disampaikan Azyumardi dalam seminar daring nasional 'Dua Dasawarsa Kemenangan Golkar 2004-2024', Sabtu (16/10/2021). Azyumardi bicara soal partai-partai sempalan Golkar.
"Yang harus diatasi adalah ketika kesulitan Golkar pasca-2004 itu, itu adalah ketika beberapa tokohnya menyempal menjadi splinter mendirikan partai baru, partai sendiri, seperti Wiranto, Partai Hanura, tapi saingan berat itu masih NasDem, Surya Paloh, Prabowo, Partai Gerindra, itu kan asalnya dari Partai Golkar," kata Azyumardi.
Baca juga: Tekad Golkar Ulang Kemenangan 20 Tahun Lalu |
Tokoh lama Golkar, seperti Wiranto, Surya Paloh, dan Prabowo, menurut Azyumardi, perlu dirangkul agar Golkar dapat menang pada 2024. Menurut Azyumardi, setidaknya para tokoh itu bisa 'ditarik kembali' untuk mendapatkan suara.
"Nah, bagaimana cara Golkar itu, sedikit-banyak saya kira orang-orang Golkar dulu lari ke Surya Paloh NasDem dan kepada Partai Gerindra, sedikit-banyak itu pasti. Saya kira, ini kalau ingin berjaya kembali, ini harus dirangkul kembali caranya itu. Harus ada langkah-langkah mengkonsolidasikan kelompok-kelompok yang splinter atau menyempal dari Golkar ini, dari induknya Golkar," ujarnya.
Tonton Video: Golkar Optimistis Raih Peningkatan Suara di Pilkada dan Pileg