M. Gibran Arrasyid (13) adalah pendaki yang hilang secara misterius di Gunung Guntur Garut pada tanggal 19 September 2021. Dia lalu ditemukan dalam keadaan selamat di tanggal 24 September 2021 di dekat Curug Cikoneng, Garut, Jawa Barat.
Diceritakan oleh Gibran, ketika teman-temannya hendak berangkat ke puncak, ia enggan untuk ikut. Namun, ketika teman-temannya kembali ke tenda, Gibran sudah menghilang.
"Di tenda ada 5 orang yang tidur. (Teman-teman) Yang lain membangunkan yang sedang tidur. Tidak tahu kalau teman pada ngebangunin saya," ujarnya dalam program Sudut Pandang di detikcom
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika Gibran terbangun, ajaibnya Gibran sudah berpindah tempat. Sudah tidak berada di pos 3, tempat tendanya didirikan. Tidak merasa takut, Gibran mengakui bahwa ada 'penjaga' di tubuhnya.
"Tidak (takut), jadi sudah ada yang jaga di tubuh, sudah ada yang jaga-jaga," jelas Gibran.
Gibran mengalami beberapa hal mistis. Yaitu bertemu dengan seorang nenek-nenek berjubah putih yang memberikan Gibran makanan, dan seorang bapak-bapak yang memberikan Gibran pedang. Namun, Gibran enggan menerima pemberian tersebut.
Gibran menghilang selama 6 hari. Namun anehnya, Gibran merasa hanya pergi beberapa jam saja. Hal tersebut diakui Ade Leji (55) selaku kuncen Gunung Guntur Garut, karena pernah mengalami hal serupa.
"Lima hari itu kalau di alam gaib hanya satu hari. Saya pun pernah mengalaminya, satu hari rasanya. Sampai ke rumah, (rasanya) seperti satu hari," jelas Mang Ade, sapaan akrabnya.
Ade Leji adalah orang pertama yang menemukan keberadaan Gibran. Awalnya, ia mendapat laporan bahwa ada pendaki yang hilang. Berhari-hari Ade coba mencari tahu keberadaan Gibran, namun hasilnya nihil.
Ade mendapat petunjuk bahwa Gibran berada di sekitar sungai. Ade pun akhirnya melewati jalan yang cukup terjal dan berbatu agar sampai ke Curug Cikoneng karena memang ia harus melaksanakannya seorang diri.
"Atas izin Allah, ada petunjuk saya terpaksa nge-pakuin (paku bumi) itu di atas (batu). Jarak 15 menit ketemu Gibran. Dari situ, saya bawa Gibran ke bawah, dipangku. Dari rumah saya bawa nasi ke rantang. Bawa nasi ke rantang, diberi di sana dan dikasih makan (ke Gibran)," ujar Ade kepada tim detikcom.
Jauh sebelum Ade menemukan Gibran, ternyata anggota satuan Samapta Polres Garut, Tim SAR, dan relawan juga sudah mencari Gibran di lokasi yang sama ketika Gibran ditemukan. Namun, tidak menemukan hasil.
"Pasti tidak kelihatan karena Gibran ada di alam gaib," ujar Ade Leji ketika ditanya mengapa Tim SAR bolak-balik Curug Cikoneng namun tidak berhasil menemukan Gibran.
Sang ayah, Alam Surahman (44) menceritakan perubahan emosional yang terjadi pada anaknya, Gibran. Ketika sesampainya Gibran di rumah, Gibran terlihat lebih 'berani' ketika berhadapan dengan orang tua.
"Emosional tampak ada perubahan. Gibran sebelumnya belum pernah bicara keras ke orang tua. Belum pernah dia itu melotot ke orang tua. Dia belum pernah membentak orang tua. Kami pun sedang mengkaji itu apa kira-kira yang melatarbelakangi itu. Tapi sekarang sudah baik." ujar Alam.
Dari sisi medis, tentu yang dikhawatirkan adalah kesehatan Gibran, di mana dalam 6 hari tidak ada asupan nutrisi yang masuk ke tubuh. Beruntung, Gibran mengetahui cara bertahan hidup di alam liar meskipun tidak ada makanan.
"Kalau melihat pengalaman dari Gibran ini, yang dia tidak ada yang dikonsumsi ini adalah makanan. Nah selama dia hilang itu, justru dia lebih banyak minum airnya dibanding makanan. Jadi, kayaknya kekuatan Gibran terbantu dengan konsumsi dari air," ujar dr. Nurhayati (51), selaku Kepala Puskesmas Tarogong.
Diakui oleh dr. Nurhayati bahwa dampak yang terjadi dalam tubuh ketika tidak ada asupan nutrisi, akan terlihat linglung dan tidak konsentrasi untuk melakukan aktifitas.
Simak kisah selengkapnya di video atas
(gah/gah)