Kompolnas Apresiasi Respons Perbaikan Polri di Kasus Viral, Minta Petugas Peka

Kompolnas Apresiasi Respons Perbaikan Polri di Kasus Viral, Minta Petugas Peka

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 16 Okt 2021 08:11 WIB
Poengky Indarti
Anggota Kompolnas Poengky Indarti/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengapresiasi langkah cepat Polri menyikapi kasus-kasus yang viral di media sosial. Kompolnas berharap polisi lebih hati-hati berperilaku di tengah masyarakat.

Kasus yang menjadi perhatian publik antara lain diduga ayah perkosa 3 anak di Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel), pedagang dipukul preman malah jadi tersangka di Medan, Sumatera Utara (Sumut), polisi banting mahasiswa yang demo di Kabupaten Tangerang, Banten, dan teranyar polantas pukul pengendara yang ogah ditilang di Deli Serdang, Sumut.

"Apresiasi langkah cepat polri dalam memperbaiki. Kasus-kasusnya kan viral, Dengan kasus ini viral dan publik juga sudah melek teknologi, diharapkan kelakuan polisi-polisi di lapangan itu lebih hati-hati," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti, Jumat (15/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan polisi harus mulai sadar pengawas mereka tak hanya dari internal institusi dan eksternal semisal Kompolnas. Di era kini, gawai masyarakat ibarat CCTV yang dapat merekam aksi-aksi aparat yang menyimpang dari aturan.

"Karena pengawasnya itu sekarang banyak banget. Nggak cuma pengawas internal dan pengawas eksternal, dalam hal ini kompolnas misalnya. Tapi juga masyarakat dengan gawai mereka bisa merekam apa yang dianggap masyarakat tidak adil, maka masyarakat akan protes," ucap Poengky.

ADVERTISEMENT

Poengky lalu menyebut tiga satuan kerja di Polri yang bersinggungan dengan masyarakat sehari-hari adalah polantas, polisi reserse kriminal dan pllisibkasus2 yang virak itu akan menjadi perhatian publik, oleh karena itu saya berharap dalam hal ini khususnya yang banyak daoat perhatian ini kan reskrim, lantas, sabhara.

"Nah yang bersentuhan dengan masyarakat itu mestinya harus bisa melaksanakan tugasnya dengan profesional dan humanis. Karena memang yang diharapkan masyarakat ini kan polisi pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat," ucap Poengky.

"Jadi lebih ke tindakan-tindakan manusiawi polisi, ketimbang represif, penegakan hukum. dan ini mesti harus diingat, kadang anggota-anggota yang di bawah itu harus nggak mikir jauh kalau kelakuannya itu akan disorot masyarakat dan yang malu pimpinan," sambung Poengky.

Poengky lalu menyarankan penerapan sanksi yang menurutnya dapat memberi efek jera. Di mana jika terjadi pelanggaran, komandan dari si oknum ikut disanksi.

"Kalau pimpinannya itu, Pak Listyo misalnya sudah serius gitu, Tapi anak buah yang di lapangan ini kadang-kadang selengean. Oleh karena itu atasan yang bertanggungjawab terhadap anak buah di bawahnya," jelas Poengky.

Poengky menilai atasan harus bisa mengawasi anak buahnya. "Jangan sampai tindakan mereka itu jadi 'nila setitik rusak susu sebelanga' dan bikin malu sampai pimpinan tertinggi," lanjut dia.

Selain dari pembinaan, Poengky juga berharap Polri mampun prediktif dan preventif. Terakhir, Poengky memuji langkah Polri soal kasus di ayah diduga perkosa 3 anak.

"Untuk kasus Luwu menyita emosi publik karena melibatkan perempuan dan anak. Jadi ya memang ini harus jadi perhatian khusus, memang harus hati-hati dalam menanganinya. So far yang saya tangkap dari polisi mereka sudah bagus menghandle kasus ini," pungkas dia.

Halaman 2 dari 2
(aud/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads