Balada Pariwisata Bali Disebut Tak Banyak Manfaatnya ke Warga

Round-Up

Balada Pariwisata Bali Disebut Tak Banyak Manfaatnya ke Warga

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 14 Okt 2021 23:06 WIB
Papan Bali Pulau Dewata
Ilustrasi (Dok. detikcom)
Jakarta -

Pariwisata Bali disebut tak banyak memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Sektor pariwisata di Pulau Dewata itu ternyata banyak memberikan keuntungan bagi para pemodal dari luar.

Hal itu disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat menerima kunjungan kerja Komisi II DPR RI di kantor Gubernur Bali, Senin (11/10/2021). Menurutnya, pariwisata Bali hanya dinikmati oleh segelintir orang.

"Selama ini pariwisata itu tidak banyak manfaatnya langsung kepada masyarakat Bali, hanya dinikmati oleh segelintir orang terutama para pemodal dari luar," kata Koster.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Koster, pandemi COVID-19 memberikan pelajaran kepada Bali untuk melakukan introspeksi sedalam-dalamnya. Introspeksi dilakukan guna mengetahui kesalahan pembangunan di Bali.

"Itu terus-terusan saya melakukan evaluasi. Tapi kesalahan terbesar di Bali adalah terlalu bergantung kepada pariwisata. Perekonomian Bali 55 persen kontribusi dari pariwisata, pariwisata ini sangat sensitif, kami sedang melakukan penataan perekonomian," terangnya.

ADVERTISEMENT

Koster mengaku kini sedang menyusun konsep ekonomi dengan pemanfaatan sumber daya lokal. Konsep ini tidak lagi menempatkan pariwisata sebagai satu-satunya kantong kekuatan ekonomi sesuai leluhur dan warisan kebudayaan.

Adapun berbagai sektor tersebut adalah pertanian dalam arti luas, sektor kelautan dan perikanan, sektor industri kerajinan rakyat berbasis budaya branding Bali, pengembangan IKM, UMKM dan koperasi, dan ekonomi kerakyatan. Sektor keenam baru pengembangan pariwisata.

"Jadi dulunya pariwisata selalu ditempatkan di depan, sekarang kami taruh di paling terakhir. Jadi pariwisata itu adalah benefit. Karena itu kami menata sekarang, kembali kepada potensi sumber daya lokal kami di Bali," tegas Koster.

Tanggapan Forkom Desa Wisata

Pernyataan Gubernur Bali itu kemudian dibenarkan oleh Forum Komunikasi (Forkom) Desa Wisata. Kepemilikan hotel di Bali pun menjadi sorotan.

"Apa yang disampaikan beliau (Gubernur Bali) ada benarnya," kata Ketua Forkom Desa Wisata Provinsi Bali I Made Mendra Astawa saat dihubungi detikcom, Kamis (14/10).

Mendra mengatakan keberadaan hotel di Bali yang dimiliki oleh orang lokal tidak lebih dari 10 persen. Kebanyakan hotel-hotel tersebut justru dimiliki oleh orang dari luar Bali.

Menurutnya, adanya investor dari luar memang akan memberikan lapangan pekerjaan yang cukup besar di Bali. Namun dana yang dihasilkan dari dalam Bali juga bakal lebih banyak lari ke luar.

Karena itu, Mendra mengusulkan agar pembangunan pariwisata ke depan lebih banyak memperkuat perekonomian yang ada di desa beserta di berbagai daerah tujuan wisata (DTW) yang ada. Melalui upaya itu, perputaran uang akan ada di desa.

"Sudah cukup lah kita membangun bangunan fisik yang seperti hotel yang dimiliki orang luar. Dan di masa pandemi ini, mereka (pemodal) tidak mempunyai tanggung jawab dan mereka melepaskan begitu saja pekerjanya," jelas Mendra.

Mendra menegaskan, pembangunan pariwisata ke depan harus berbasis community base tourism. Konsep ini mengedepankan masyarakat sendiri sebagai pelaku langsung dalam keberadaan pariwisata di wilayahnya sendiri.

"Jadi apa yang tyang (saya) sampaikan adalah bahwasanya pembangunan desa wisata itu adalah memberikan suatu asas manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat, bukan untuk pemodal. Makanya perlu diperkuat dengan pembangunan desa wisata," terang Mendra.

"Jadi tidak pariwisata asing yang dibangun di desa. Jadi pariwisata adalah bonus dari kehidupan masyarakat desa. Dan kita sadari tulang punggung pariwisata ini sudah kejawab, makanya yang bertahan itu semua masyarakat di desa," imbuh Mendra.

Bali Kini Mulai Terima Turis Asing

Bali kini mulai menerima lagi turis mancanegara. Namun Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tetap berjalan.

"Tetap memberlakukan PPKM dengan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat," kata Koster saat konferensi pers di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kamis (14/10).

Menurut Koster, hal itu dilakukan agar pandemi COVID-19 di Bali tetap dapat dikelola dengan baik guna mencegah terjadinya peningkatan kasus baru COVID-19.

Karena itu, Koster mengimbau semua pihak terkait dan masyarakat Bali agar dengan tertib dan disiplin mentaati dan melaksanakan protokol kesehatan. Masyarakat juga diminta menerapkan pola hidup sehat serta bebas COVID-19 dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi secara konsisten dalam setiap aktivitas yang rawan kerumunan dan ruang tertutup.

Bagi warga Bali yang belum mengikuti vaksinasi suntik ke-1 atau suntik ke-2, terutama warga lanjut usia, yang memiliki komorbid, dan difabel, agar segera mengikuti vaksinasi di wilayah masing-masing untuk mengurangi risiko penularan COVID-19.

Koster juga meminta warga Bali yang melakukan kontak erat dengan warga yang terkonfirmasi positif, agar berinisiatif dan bersedia untuk mengikuti tracing yang dilaksanakan oleh aparat TNI dan Polri.

"Bagi krama Bali yang mengalami gejala awal, demam, pilek, batuk, sesak napas, hilang indra penciuman dan perasa, agar segera melakukan testing swab berbasis PCR," pintanya.

Kemudian, bagi yang terkonfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan agar segera berinisiatif melakukan isolasi terpusat. Tempat isolasi ini telah disiapkan oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota. Koster pun masih melarang warga melakukan isolasi mandiri di rumah agar tidak menular kepada keluarga.

"Bagi yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan gejala sedang dan berat agar segera ke rumah sakit rujukan di wilayah masing-masing guna menghindari terjadinya kondisi yang memburuk dan membahayakan bagi diri sendiri," pinta Koster.

Halaman 2 dari 3
(knv/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads