Saran Pimpinan DPR untuk Polisi yang Berdalih Refleks Banting Mahasiswa

Saran Pimpinan DPR untuk Polisi yang Berdalih Refleks Banting Mahasiswa

Matius Alfons - detikNews
Kamis, 14 Okt 2021 11:58 WIB
Wakil Ketua DPR/Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad
Dasco (dok. istimewa)
Jakarta -

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyoroti tindakan aparat kepolisian yang membanting mahasiswa saat penanganan unjuk rasa di Kabupaten Tangerang. Dasco meminta Polri menyegarkan protap pengamanan demo kepada jajaran.

"Jadi kalau aparat yang bersikap humanis itu tidak hanya di Tangerang ya. Itu kita imbau dan kita harapkan agar aparat yang di seluruh Indonesia juga bersifat humanis," kata Dasco saat dihubungi, Kamis (14/10/2021).

Dasco mengapresiasi pihak kepolisian mulai dari Kapolda hingga oknum polisi yang langsung meminta maaf kepada korban usai insiden itu. Meski demikian, dia meminta agar persoalan ini tetap ditangani oleh Propam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kan kita tadi sudah sampaikan yang pertama dilakukan itu adalah minta maaf sudah betul. Tapi kan perkara ini juga sudah ditangani oleh propam. Sehingga kita serahkan soal penegakan hukum, sanksi, dan lain-lain oleh propam," ucapnya.

Lebih lanjut, Dasco juga menyoroti pengakuan refleks dari oknum polisi yang membanting mahasiswa. Dia meminta Polri menyegarkan kembali soal protap pengamanan demo kepada jajarannya agar tidak terjadi lagi tindakan seperti itu.

ADVERTISEMENT

"Iya kan kalau kejadian yang beberapa kali itu kan tidak di satu tempat, ini kan memang di Tangerang. Lalu di berapa daerah lain yang katanya refleks. Sehingga ke depan kita minta kepada jajaran kepolisian untuk kembali menyegarkan kepada aparat protap soal penanganan demo sehingga kita harapkan tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Brigadir NP Minta Maaf

Brigadir NP sudah menyampaikan permintaan meminta maaf. Brigadir NP beralasan dirinya refleks saat mengamankan Faris seusai demo yang berujung ricuh.

Insiden tersebut terjadi saat sekelompok mahasiswa berdemo di depan Pemkab Tangerang, Banten, Rabu (13/10). Polisi dan mahasiswa sempat dorong-dorongan.

Kapolresta Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro mengatakan peristiwa itu diawali ketika mahasiswa memaksa masuk dan bertemu dengan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. Padahal Ahmed Zaki Iskandar saat itu tidak ada di kantornya karena sedang menghadiri peringatan HUT ke-389 Kabupaten Tangerang di tempat lain.

"Ketegangan terjadi saat tim negosiator Polresta Tangerang meminta perwakilan dari elemen mahasiswa untuk bertemu dengan pejabat, kebetulan Bapak Bupati sedang melaksanakan kegiatan HUT, sehingga tidak bisa menemui," jelas Wahyu dalam jumpa pers di kantornya, Rabu (13/10/2021) malam.

Kericuhan terjadi hingga akhirnya polisi dan mahasiswa terlibat dorong-mendorong. Pihak kepolisian saat itu mengamankan satu orang yang diduga menjadi provokator.

"Namun dari pihak mahasiswa tetap mengotot untuk bisa bertemu dengan Bupati dan harus Bupati yang menemui yang bersangkutan sehingga dari situlah terjadi dorong-mendorong sehingga kondisi kita amankan satu orang awalnya yang memprovokasi mahasiswa," sambungnya.

Aksi Brigadir NP Disebut Refleks

Kericuhan tak terelakkan. Saat itulah oknum polisi membanting mahasiswa, M Faris Amrullah.

Peristiwa itu terekam video dan viral di media sosial. Dalam rekaman video, Faris dipiting lehernya, lalu dibanting ala pertarungan bebas smackdown oleh NP ke lantai.

Faris kemudian mengalami kejang-kejang dan sempat pingsan.

"Sehingga terjadilah kericuhan dan timbul salah satu dari korban atas nama MFA," jelas Wahyu.

Wahyu mengatakan Brigadir NP telah meminta maaf secara langsung kepada Faris. Brigadir NP disebut refleks ketika membanting Aulia.

"Oknum NP sudah meminta maaf secara langsung kepada Saudara MFA dan orang tua Saudara MFA dan tindakan tersebut bersifat refleks dan tidak ada tujuan mencelakai yang bersangkutan," imbuh Wahyu.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads