Kini Celeng 'Lahir' dari Rahim Banteng, Dulu PDIP Muncul dari Pecahnya PDI

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 13 Okt 2021 10:36 WIB
Foto: Barisan 'Celeng' pendukung Ganjar Pranowo (Foto: dok. Eko Lephex)
Jakarta -

Kader PDIP pendukung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 membuat logo 'celeng' untuk berjuang di luar 'banteng'. PDIP tentu perlu waspada agar tak muncul sempalan dari bibit perpecahan ini.

Kilas balik ke masa lalu, PDIP juga merupakan bentuk perlawanan Megawati terhadap PDI era Orba. Dikutip dari buku 'Biografi Presiden dan Wakil Presiden RI' susunan Muhammad El Brahimy, pada 1993 Megawati terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI. Masih merujuk buku yang sama, konflik internal ini terjadi saat Megawati terpilih menjadi ketum.

Mulanya, kongres PDI 1993 yang diselenggarakan di Medan tak menghasilkan keputusan apa pun. Namun saat itu pemerintah Orde Baru mendukung Budi Harjono untuk jadi Ketum PDI menggantikan Soerjadi. Pada kongres luar biasa di Surabaya, Megawati menang. Keputusan ini dikuatkan pada Musyawarah Nasional PDI di Jakarta.

Pemerintah Orde Baru (Orba) tak rela Megawati jadi Ketum PDI. Maka, lewat Fatimah Ahmad cs, digelarlah Kongres Medan 1996 untuk mengembalikan Soerjadi sebagai Ketum PDI. Tapi Mega tak mengakui kongres tersebut.

Pemerintah Orba pun mengatur siasat dengan menciptakan dualisme kepemimpinan pada tubuh PDI. Berdasarkan kongres yang digelar 20 hingga 23 Juni 1996 di Medan, Soerjadi terpilih menjadi Ketua Umum PDI.

Lantas, dualisme kepimpinan dalam tubuh PDI ini berlanjut menjadi konflik antarpendukung ketum pada 1996. Peristiwa itu terjadi pada 27 Juli 1996 atau dikenal sebagai peristiwa Kudatuli, yang merupakan akronim dari tanggal kerusuhan. Para pendukung tiap ketum bentrok di kantor DPP PDI, Jalan Diponegoro 58, Menteng, Jakarta.

Karena bentrokan semakin masif, efek kerusuhan meluas di beberapa kawasan di Jakarta, seperti di Salemba dan Kramat. Akibatnya, beberapa kendaraan dan gedung di sekitar wilayah tersebut terbakar karena aksi kerusuhan. Pemerintah Orba menuding beberapa kelompok prodemokrasi bertanggung jawab atas peristiwa ini. Namun Megawati masih duduk di pucuk kepemimpinan PDI.

Meskipun begitu, Megawati tetap tak direstui pemerintah Orba. Maka PDI pimpinan Mega akhirnya gagal ikut Pemilu 1997. Saat Orba tumbang, PDI pimpinan Megawati menguat lagi. Kemudian, partai ini mengubah namanya menjadi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Simak Video: Istilah 'Celeng' di PDIP, Pengamat: Pernyataan Keras untuk Kader







(rdp/tor)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork