Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah mengajak mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) meneladani semangat perjuangan para tokoh-tokoh pahlawan nasional dari Aceh. Menurutnya, pemahaman akan perjuangan para tokoh bangsa akan menumbuhkan kecintaan pada Tanah Air.
Hal itu disampaikan Basarah saat hadir sebagai pemateri dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Sabtu (9/10). Ia turut mengulas kontribusi rakyat Aceh untuk kemerdekaan Republik Indonesia.
"Aceh ini daerah istimewa. Aceh dijuluki Serambi Mekah. Bung Karno menyebut Aceh sebagai daerah modal. Di era kemerdekaan, kontribusi Aceh demikian besar, mulai dari sumbangan pesawat Dakota R1-001 Seulawah, sumbangan emas dari saudagar Aceh untuk tugu Monas, hingga peranan penting tokoh Aceh Teuku Muhammad Hasan dalam fase pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang resmi PPKI pada 18 Agustus tahun 1945," jelas Basarah dalam keterangannya, Senin (11/10/2021).
Doktor hukum lulusan Universitas Diponegoro itu menyatakan daya juang tinggi, berjiwa patriot dan cinta Tanah Air merupakan karakter khas dari masyarakat Aceh. Bukti-bukti sejarah menunjukkan dengan jelas bagaimana perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda begitu sengit. Dari Aceh muncul sejumlah pahlawan nasional, antara lain Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Cut Nyak Dien dan masih banyak lagi.
Pada periode selanjutnya, yakni pada fase pengesahan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang PPKI, lanjut Basarah, tokoh Aceh bernama Teuku Muhammad Hasan memainkan peranan penting. Teuku Muhammad Hasan berhasil meyakinkan tokoh besar Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo, agar mau menerima perubahan dalam rumusan Piagam Jakarta yang awalnya berbunyi 'Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' menjadi 'Ketuhanan Yang Maha Esa'.
"Atas dasar jasa-jasa pentingnya itulah, Teuku Muhammad Hasan diangkat sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 085/TK/Tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal Aceh berkontribusi besar bagi bangsa Indonesia. Pelajaran moral penting yang bisa kita warisi bersama adalah, bahwa pada pendiri bangsa mengedepankan persatuan, pendiri bangsa menanggalkan egoisme. Api persatuan inilah yang harus kita teladani," cetus Basarah.
Sementara itu, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, dalam sambutannya menyampaikan seluruh civitas akademika di kampus yang dipimpinnya berterima kasih atas kehadiran Ahmad Basarah. Dia meyakini materi Sosialisasi Empat Pilar ini akan bermanfaat bagi seluruh civitas akademika Universitas Syiah Kuala terutama dalam memperkuat kemajemukan yang memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan.
"Semoga materi sosialisasi ini memberikan pengaruh signifikan kepada mereka yang masih memiliki egoisme sektoral untuk memahami konsep pluralisme demi tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa," ungkap Samsul.
(prf/ega)