Viral video kerumunan joget 'Terajana' di kediaman Wali Kota Makassar Ramdhan 'Danny' Pomanto menuai kritik. Danny dinilai telah memberi contoh buruk ke warga karena mempertontonkan kerumunan di tengah pandemi COVID-19.
Awalnya, aksi joget 'Terajana' di kediaman Danny di Jalan Amirullah, Makassar, itu viral di media sosial. Dalam video yang viral tampak suasana malam hari, sementara Danny dan sejumlah orang berdiri. Sebagian orang lainnya kemudian berjoget diiringi lagu 'Terajana'.
Video juga memperlihatkan sejumlah orang lainnya dengan sajian makan dan minum di atas meja. Juga terekam sebuah panggung asal lagu 'Terajana' itu disenandungkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danny membenarkan adanya video viral itu. Tapi, dia menegaskan, apa yang terjadi dalam video viral bukan lah pesta dan hanya jamuan kepada tamunya.
Danny tidak membantah terkait video viral itu. Dia menjelaskan duduk perkara video itu.
"(Kejadian dalam video) tadi malam," ucap Danny saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/10/2021) malam.
Danny mengatakan kedatangan tamu dari jauh sehingga dia membuat jamuan di kediaman pribadinya.
"Jadi bukan pesta. Cuma makan malam. Mumpung dia datang ke Makassar. Itu saja," katanya.
Lihat juga video 'Walkot Makassar Potong Anggaran 'Foya-foya' SKPD Rp 670 Miliar':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dikatakan Danny, aksi joget 'Terajana' dalam video bermula saat lagu diputar dan tamu tersebut diminta bernyanyi. Maka tamu tersebut terpaksa bernyanyi.
"Lagi makan semua, terus tiba-tiba nyanyi siti 'Terajana'," kata Danny.
"Tiba-tiba mic-nya dibawa, begitu. Terus tiba-tiba dia ikut nyanyi juga. Surprise kan orang berdiri foto. Habis itu normal lagi, begitu," pungkas Danny.
Epidemiolog Universitas Hasanuddin Kritik Kerumunan di Rumah Danny
Pakar epidemiolog Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ridwan Amiruddin, mengkritik peristiwa kerumunan joget 'Terajana' di rumah Danny, dan menyebutnya sebagai contoh tak baik bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Sebagai tokoh publik kan tidak semestinya dilaksanakan karena itu kan menjadi contoh bagi masyarakat, contoh yang kurang bagus," kata Prof Ridwan kepada detikcom, Senin (11/10/2021).
Dia mengatakan seluruh bentuk kegiatan sosial kemasyarakatan harus tetap terkontrol karena pandemi COVID-19 belum usai. Dia juga mengingatkan Danny sensitif terhadap kondisi saat ini.
"Sebagai tokoh publik kan, mesti ada sense of crisis, bahwa pada situasi pandemi ini semua aktivitas yang berpotensi menjadi sumber penularan atau pemicu terjadinya ledakan itu harus terkontrol," kata Ridwan.
"Karena itu, kan menjadi contoh langsung bagi masyarakat," katanya lagi.
Prof Ridwan juga menyinggung pernyataan-pernyataan Danny yang kerap mengingatkan masyarakat tidak euforia berlebihan meski angka COVID-19 di Makassar sedang turun.
"Pernyataan-pernyataan yang kontroversial itu sebenarnya, artinya dia menyampaikan supaya tidak ada euforia tapi justru dia melakukan itu," kata Ridwan.
"Itu kan tindakan yang paradoks istilahnya. Tindakan yang tidak sesuai apa yang disampaikan dan apa yang terjadi," pungkas Ridwan.