Malang - Kota Malang Jawa Timur kembali diguyur hujan abu akibat letusan Gunung Semeru. Abu yang mengguyur Kota Apel sejak dua hari terakhir ini diakibatkan hembusan angin barat dari gunung tertinggi di Jawa. Meski aktivitas Mahameru meningkat, namun Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTN-BTS), meminta kepada masyarakat untuk tidak panik. Karena BTN-BTS hingga saat ini, belum meningkatkan status gunung tersebut dari waspada menjadi siaga. "Hujan abu yang sering melanda kota-kota di sekitar Gunung Semeru akhir-akhir ini merupakan hal biasa. Sebab, apabila Semeru tidak batuk dan mengeluarkan abu, itu baru diwaspadai," kata Kepala Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTN-BTS), Hery Subagiadi saat dihubungi wartawan melalui telpon genggamnya, Minggu (16/4/2006). Berdasar pengamatan petugas jaga di Gunung Sawur Lumajang, secara visual, Gunung Semeru sejauh ini masih diselimuti kabut tebal, tekanan gas mencapai 25 meter hingga 50 meter di atas bibir kawah, letusan asap sebanyak 105 kali per jam. Selanjutnya, warna asap yang disemburkan berwarna putih kelabu dengan tinggi asap mencapai 300 meter hingga 500 meter. Suara letusan terdengar, dan aktifitas gunung masih menyemburkan material vulkanik berupa lava pijar dalam radius 50 meter dari titik letusan. Meski kondisi dalam status waspada, BTN-BTS akan membentuk tim pantau yang tugasnya melakukan pengecekan terhadap kondisi cuaca terakhir di Gunung Semeru. Tim ini menurut rencana diterjunkan akhir April 2006, Jelas Hery. Sementara itu, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, BTN-BTS untuk sementara menutup gunung semeru untuk tujuan wisata maupun pendakian menuju kawah aktif jonggring seloka hingga waktu yang belum ditentukan.
(jon/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini