Perhelatan PON XX Papua yang diselenggarakan sejak 2 Oktober lalu telah menyisakan 7 hari pelaksanaan. Juru Bicara Satgas COVID-19 Papua Silwanus Sumule mengatakan hingga selesainya PON Papua, Satgas COVID-19 mau melakukan beberapa hal yang harus dikerjakan.
Silwanus menuturkan hal-hal yang harus dikerjakan tersebut dibagi menjadi dua hal, aspek medis dan non medis. Untuk aspek medis, Satgas mengimbau untuk berhati-hati terhadap varian baru, sehingga pemeriksaan sequencing genome harus dilakukan.
"Mengapa? Sejumlah kasus kami mendapatkan CT Valuenya sangat rendah, dan ini harus kita lakukan. Hal yang kedua dan saya pikir harus menjadi pekerjaan kita semuanya. Memastikan bahwa atlet yang pulang tidak membawa (virus COVID-19)," ujar Silwanus dalam Talkshow yang disiarkan live di YouTube BNPB, Jumat (8/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Silwanus menuturkan untuk poin yang kedua, Provinsi Jawa Timur sudah mengambil sikap semua atlet akan diisolasi terlebih dahulu sebelum berkumpul bersama keluarga.
Adapun untuk poin ketiga adalah siapapun yang terpapar COVID-19 dalam penyelenggaraan PON Papua dan sudah sembuh harus tetap melakukan tes ulangan. Sedangkan untuk poin yang keempat dari aspek medis menurut Silwanus adalah surveillance yang harus terus dilakukan.
"Ini harus dipantau secara terus menerus. Jadi kita tidak boleh kendor dalam melakukan surveillance," jelas Silwanus.
Adapun untuk aspek nonmedis, Silwanus mengingatkan agar vaksinasi tidak berhenti dilakukan, Meskipun vaksinasi tahap pertama di Papua sudah mencapai 70%, tidak membuat jumlah vaksinasi tahap kedua menjadi turun.
"Memang ini menjadi PR bagi kami. Karena cakupan imunisasi di Papua baru 22%. Masyarakat datang ke Jayapura berasal dari kabupaten-kabupaten yang cakupan vaksinasi sekitar bermain di angka 15%-20%, dan mereka akan kembali. Jangan sampai sepulangnya dari Papua, bisa menimbulkan masalah pada daerah yang cakupan vaksinasinya itu rendah," katanya.
Oleh karena itu, Silwanus menjelaskan Pasca PON XX Papua daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya masih rendah diupayakan untuk menaikkan cakupan vaksinasinya. Poin terakhir dari aspek nonmedis menurut Silwanus adalah mempercepat protokol kesehatan dan kolaborasi serta koordinasi.
"Saya pikir kalau ini semua bisa kita lakukan dengan baik, sampai nanti tanggal 15 Oktober tidak akan banyak hal-hal yang bisa mengganggu kita semua," pungkasnya.
(ncm/ega)