Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti Bali untuk terus menekan penyebaran kasus COVID-19 saat pintu pariwisata untuk wisatawan mancanegara (wisman) sudah dibuka. Jokowi tidak ingin kasus di Bali naik setelah menerima turis asing.
"Jadi dipertahankan kasus serendah mungkin dalam waktu yang lama. Terus, tekan terus. Ini saya lihat nggak ada yang merah, semuanya baik turun-turun, tapi ini harus betul-betul, harus ada konsistensi," pinta Jokowi dalam keterangan audio yang diterima detikcom dari Humas Pemprov Bali, Jumat (8/10/2021).
Menurut Jokowi, perkembangan kasus COVID-19 di Bali sudah turun sangat drastis sekali, yakni mencapai 95 persen dari puncak kasus sebelumnya. Kasus harian di Bali Januari pernah mencapai 542 kasus dan Juli pernah 22. Kemudian pada Agustus naik menjadi sekitar 1.900 kasus dan kemarin sudah semakin turun jadi ke 60 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang turunnya drastis sekali dan kasus aktifnya dari 13.800 turun menjadi 600. Ini juga bagus, terus ditekan agar kasus itu bisa dikurangi, kurangi, dan hilang dari Provinsi Bali," jelas Presiden.
Menurut Jokowi, pihaknya membuka aktivitas ekonomi khususnya pintu wisman ke Bali dengan berkaca dari negara lain. Singapura, misalnya, membuka aktivitas ekonomi saat vaksinasinya baru mencapai 30 persen. Akibatnya, kasus melonjak dan sampai sekarang belum bisa turun, padahal penduduknya hanya 5 juta jiwa.
Hal yang sama terjadi di Amerika Serikat, yang vaksinasinya baru 45 persen tetapi sudah membuka aktivitas ekonomi. Akibatnya, kasus menyebar lagi dan angka kematian meningkat.
"Inilah yang harus kita hindari," terang mantan Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sementara di Inggris, vaksinasi sudah mencapai 56 persen saat dilakukan pembukaan aktivitas ekonomi. Angka kasus di negara tersebut masih rendah.
"Jadi artinya apa? Vaksinasi itu sangat menentukan. Jadi Singapura (dan) Amerika Serikat membuka memang saat kasusnya turun, tapi tetapi vaksinasinya belum 50 persen, kemudian langsung terjadi penyebaran dan angka kematian naik. Yang benar yang di Inggris," kata dia.
Oleh sebab itu, dengan melihat angka vaksinasi yang tinggi, Jokowi berani membuka aktivitas ekonomi, khususnya pembukaan wisman di Bali. Pembukaan dilakukan terhadap negara-negara yang kasusnya rendah, seperti Cina, Korea Selatan, Jepang, hingga Uni Emirat Arab.
"Tapi intinya kita harus menyiapkan infrastrukturnya, infrastruktur kesehatannya dan tanggal 14 itu betul-betul dibuka itu siap betul. Kalau dari vaksinasi sudah enggak ada masalah. Karena kita enggak mau nanti kasus-kasus seperti di Thailand, di Filipina, di Malaysia yang dulu dapat dikatakan sangat rendah kemudian sekarang sudah di angka 11 ribu,10 ribu, 9.000. Jangan sampai kasus di Thailand, Filipina, Malaysia ini terjadi di kita," harapnya.
"Sekali lagi pengalaman di Singapura pengalaman, di Amerika, pengalaman di India jangan terjadi di negara kita dan jangan sampai terjadi di Pulau Bali. Hati-hati," pinta Jokowi.