Komnas Perempuan: Larangan Pakai Bra Tak Masuk Akal

Komnas Perempuan: Larangan Pakai Bra Tak Masuk Akal

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Rabu, 06 Okt 2021 13:37 WIB
Poster
Ilustrasi Viral (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Komnas Perempuan ikut angkat bicara mengenai sebuah tulisan yang menyebut perempuan muslim tidak boleh memakai BH atau bra karena mengakibatkan payudaranya menjadi tampak dan menjadi sumber fitnah. Menurut Komnas Perempuan, argumentasi dalam tulisan tersebut tidak berdasar dan menjadikan perempuan sebagai objek seksual.

"Jelas kalau pemikiran-pemikiran itu melihat perempuan itu sebagai objek seksual. Karena seolah-olah apa pun lekuk-lekuk tubuhnya itu menjadi sumber fitnah yang kemudian seolah-olah pantas untuk disalahkan, pantas untuk diatur, pantas untuk dibatasi," kata Komisioner Komnas Perempuan, Alimatul Qibtiyah, kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).

Alimatul juga menilai argumen dalam tulisan tersebut tidaklah masuk akal dan tidak kontekstual. Sebab, menurutnya, perempuan yang tidak mengenakan bra payudaranya tetap akan menjadi tampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alasannya membentuk lalu membawa fitnah, nggak masuk akal. Kalau saya alasannya perempuan tidak boleh pakai BH itu ndak membentuk itu lho. Wong dia nggak pakai BH aja membentuk kok. Jadi kalau alasannya itu tidak boleh pakai BH karena BH itu membentuk dan membawa fitnah dan mengundang gairah orang, itu malah justru sebenarnya perempuan itu kalau nggak pakai ya malah membentuk dan itu justru lebih menggairahkan," tutur Alimatul.

Menurut Alimatul, ada alasan tersembunyi di balik larangan menggunakan bra tersebut. Dia menilai hal itu juga berkaitan dengan menjadikan perempuan sebagai objek seksual.

ADVERTISEMENT

"Kadang-kadang bukan hanya persoalan ini ya yang saya lihat, argumentasinya bukan karena kalau pakai BH itu lalu menonjol. Bukan hanya itu, alasan mereka ada beberapa supaya suaminya kalau butuh itu anytime gitu lho, sehingga nggak perlu pakai apa-apa. Itu kan sampai ke situ juga. Jadi nggak pakai apa-apa itu salah satunya bukan hanya karena menonjol, tapi juga karena yang saya pernah dengar ya karena suaminya kalau mau kapan pun itu siap. Jadi seksual banget lah itu," ungkap dia.

"Jadi memang menurut saya, itu sesuatu yang tidak tepat, menjadikan perempuan sebagai objek, yang diatur hanya perempuan, tetapi jarang sekali mereka kelompok-kelompok itu yang mengatur laki-lakinya. Bagaimana mata dia dan sebagainya," lanjut Alimatul.

Karena itu, Alimatul menilai larangan menggunakan bra agar tidak menimbulkan fitnah dan membuat payudara menjadi tampak itu tidaklah tepat. Sebab, lanjutnya, Al-Qur'an pun jelas tidak menjadikan perempuan sebagai objek.

"Sebenarnya kan kalau sama-sama mengacu pada kitab suci ya, landasan normatif, itu justru yang diperintah itu tundukkan pandangan lho. Bukan kemudian perempuannya yang objeknya. Tundukkan pandangan, dalam Al-Qur'an itu jelas. Kalau seandainya kita melihat perempuan cantik atau perempuan yang menggairahkan itu juga kemudian tidak pantas untuk dilecehkan. Saya selalu katakan kalau melihat perempuan yang cantik menarik itu ingatlah penciptanya, jangan berpikir untuk menguasainya, atau melecehkannya, atau menjadikannya sebagai objek seksual, begitu. Karena pandangan pertama nikmat, pandangan kedua laknat," kata Alimatul.

Alimatul menilai penggunaan bra bermanfaat dari sisi kesehatan. Simak di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Sederet Aksi Pencurian Pakaian Dalam yang Bikin Geleng-geleng Kepala!':

[Gambas:Video 20detik]




Selain itu, menurut Alimatul, dari sisi kesehatan penggunaan bra bermanfaat.

"Kalau dari sisi kesehatan, bayangkan gimana kita kalau olahraga, kita kan harus pakai BH yang ketat kan, supaya nggak sakit. Kita perempuan yang punya payudara kalau untuk olahraga kalau nggak ditaruh di tempat yang tepat ini juga sakit lho, sehingga menjadi nggak sehat juga kalau nggak ditaruh di tempat yang tepat," ujarnya.

Alimatul pun meminta para perempuan tidak mengikuti apa yang disampaikan tulisan tersebut. Dia menekankan, tidak ada keharaman bagi orang yang memakai atau tidak memakai bra.

"Udah nggak usah diikuti hal-hal seperti itu. Kamu sebagai perempuan nyamannya apa. Nggak ada keharaman orang pakai BH, juga nggak ada keharaman orang yang nggak pakai BH. Yang penting kita perempuan itu mempunyai otonomi tubuh kita dengan mempertimbangkan hal-hal yang ada di sekitar kita," papar Alimatul.

Sebelumnya, di media sosial ramai dibicarakan sebuah tulisan tentang hukum perempuan memakai BH atau bra. Tulisan milik TEMANSHALIH.COM itu mengulas fatwa Arab Saudi hukum 'Bolehkah Akhwat Taaruf Tanpa BH?' di-retweet oleh sejumlah akun. Berikut ini tulisan tentang hukum memakai BH yang viral itu:

Hukum seorang akhwat taaruf tanpa BH adalah boleh. Syaratnya, dia mengenakan tata busana yang menutupi seluruh tubuh dengan benar, kecuali bagian wajah dan telapak tangan. Akhwat yang berbusana tanpa BH tidak termasuk ke dalam hadis 'Berpakaian tapi Telanjang'.

Hukum memakai BH dalam Islam, memakai BH mengakibatkan bentuk payudara menjadi tampak dan membuat para perempuan tampak lebih muda sehingga mereka menjadi sumber fitnah. Wanita muslim tidak boleh memakai BH di hadapan para lelaki yang bukan mahramnya.

Halaman 2 dari 2
(mae/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads