Jakarta - Tidak hanya kantor majalah Playboy saja yang digoyang demo, kantor majalah Popular pun kebagian 'jatah'. Demo digelar 100-an orang dari Tim Pengawal RUU APP.Tim ini terdiri dari MUI dan gabungan sejumlah ormas Islam seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Demo berlangsung sejak pukul 14.50 WIB, Kamis (13/4/2006).Namun massa tidak bisa mendekat langsung ke kantor majalah Populer yang berada di kompleks Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pasalnya, 300-an aparat sudah menghadang mereka di pintu masuk stadion.Aparat polisi gabungan dari Brimob Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, Polsek Ciputat dan Polsek Cilandak itu dilengkapi senjata huru-hara. Aparat sudah membentuk barikade sejak pukul 14.20 WIB, saat massa masih menggoyang kantor lama Playboy di Gedung AAF, Jalan TB Simatupang.Karena ketatnya barisan aparat, pendemo akhirnya harus puas berorasi di ruas jalan yang menuju Terminal Lebak Bulus. Namun aksi tersebut tidak mengganggu arus lalu lintas. Pengendara mobil atau motor tetap leluasa berjalan di jalur tersebut.Sebelum menjalankan aksinya, massa pendemo sempat bersalaman dengan aparat kepolisian sebagai bentuk pernyataan bahwa aksi itu aksi damai. "Silakan kawan-kawan bersalaman dengan polisi karena kita sama-sama tidak menginginkan adanya pornografi," teriak korlap aksi tersebut.Dalam orasinya mereka meminta para pengelola majalah yang sering menampilkan wanita berbikini itu menghentikan penerbitannya. Majalah-majalah tersebut dianggap merusak martabat bangsa."Majalah ini seperti penyakit AIDS yang merusak tubuh dan kami mengajak kepolisian ikut serta memberangus majalah ini. Kami percayakan sepenuhnya kepada aparat kepolisian yang memiliki hati nurani untuk memberangus majalah ini," teriak salah satu pendemo.Majalah-majalah tersebut hanya bertujuan mencari keuntungan dan menghancurkan kecerdasan serta pola pikir. "Bagaimana mau cerdas kalau yang dilihat hanya hal-hal yang porno," kata pendemo lainnya.
(umi/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini