Jakarta -
Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai menuai kontroversi akibat cuitannya yang menyeret Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Cuitan itu dituduh bersifat rasis hingga politis.
"Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan)." demikian cuitan Pigai lewat akun Twitter-nya @NataliusPigai2 seperti dilihat detikcom, Sabtu (2/10/2021).
Cuitan itu lantas ramai diperbincangkan, tidak sedikit nitizen yang menilai cuitan itu rasis. Selain rasis, cuitan itu juga dinilai politis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persoalan Papua itu masalah Orde Baru. Soeharto yang harus diminta pertanggungjawaban. Kenapa tiba-tiba Jokowi dan lucunya Ganjar malah yang diseret. Motifnya pasti politis baik hari ini atau untuk kepentingan 2024," kata Ketua Umum JoMan, Immanuel Ebenezer atau Noel, kepada wartawan, Minggu (3/10/2021).
Noel tak habis pikir dengan ucapan Pigai yang menuding Jokowi dan Ganjar merampok kekayaan Papua dan melanggar HAM. Menurut Noel, ucapan itu tidak pantas dilontarkan oleh Pigai yang notabene aktivis Hak Asasi Manusia (HAM). Noel mendesak Pigai untuk meminta maaf.
"Pigai harus meminta maaf secara terbuka. Ini penghinaan besar terhadap kepala negara dan gubernur Jawa Tengah," ujarnya.
Noel menyebut Pigai seringkali melabeli dirinya sebagai korban rasisme. Noel mengatakan Pigai sudah lupa ingatan terhadap kejahatan Orde Baru.
"Dia rasis. Seringkali mengklaim sebagai korban rasisme. Dia dulu juga sangat kritis terhadap Soeharto dan Orba. Kenapa hari ini malah seperti lupa ingatan terhadap kejahatan Orba," katanya.
Simak respons Pigai terkait cutannya yang dinilai rasis hingga politis
Lihat Video: Alasan Pigai Sebut Jokowi-Ganjar Rasis Hingga Direspons Ganjar
[Gambas:Video 20detik]
Pigai Bantah Cuitannya Dinilai Rasis dan Politis
Natalius Pigai membantah dirinya rasis. Dia menyeut orang yang menuding rasis adalah pendukung Jokowi dan Ganjar yang sakit hati kepada dirinya.
"Itu tidak ada rasis itu. Itu hanya dua oknum yang namanya Jokowi dengan Ganjar, itu tidak ada rasis," kata Pigai saat dihubungi detikcom lewat telepon hari ini.
"Ke siapa rasisnya? Mereka berasa dari Jawa Tengah itu aksioma. Matahari terbit dari timur itu aksioma. Jokowi dengan Ganjar dari Jawa Tengah itu aksioma. Nggak ada rasis di situ," sambungnya.
Pigai menyebut dirinya sebagai penentang rasisme di Indonesia. Pigai lantas kembali menegaskan bahwa cuitannya tersebut tidak bermuatan pesan rasialisme.
"Kecuali ada misalnya Jawa Tengah, Jokowi, Ganjar. Ada tanda koma antara frasa Jawa Tengah dengan frasa Jokowi dan Ganjar, baru. Itu ada tiga variabel. Kalau langsung tidak ada tanda komanya di situ, itu aksioma. Memang Jokowi dari Jawa Tengah," ucap Pigai.
"Orang saja yang mau kait-kaitkan dengan rasisme. Memang karena mereka sudah pendukung fanatik dan mereka sangat benci sama saya karena 10 tahun saya konsisten kritik Jokowi," sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Pigai juga menjawab tudingan kalau cuitannya bermakna politis. Pigai menegaskan cuitannya murni soal keadilan.
"Saya tidak paham politik. Ini murni soal keadilan, apa yang saya cuit itu karena waktu 2014 Jokowi lakukan persis seperti yang dilakukan Pak Ganjar di Papua kemarin," kata Pigai kepada wartawan, Minggu (3/10/2021).
Pigai mengklaim cuitannya mewakili ketidakadilan yang dirasakan rakyat Papua. Kata Pigai, cuitan itu sebagai bentuk perjuangan yang dia lakukan.
"Setelah Jokowi terpilih Papua justru makin hancur; kekayaan diambil, orangnya dibunuh dan harga diri rakyat Papua diinjak-injak. Ini sesuai dengan nilai perjuangan yang saya lakukan selama ini," ujarnya.
"Jika dikaitkan dengan politik, maka itu tuduhan yang tidak benar. Dalam cuitan saya itu jelas soal ketidakadilan (injustice) terhadap rakyat saya di Papua," lanjut Pigai.
Lebih lanjut, Pigai juga menegaskan bahwa dirinya merupakan penentang rasisme. Dia menilai orang yang melabeli dirinya rasis tidak memahami tulisan secara jernih.
"Saya adalah penentang rasisme paling terdepan. Tidak ada tweet saya yang isinya rasis. Mereka kait-kaitkan dengan rasisme karena sakit hati, dan kemampuan otaknya belum mampu mencerna secara jernih. Saya sudah sebut nama (subjek), frasa 'Orang Jawa Tengah Jokowi' itu 'AKSIOMA'," kata Pigai.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini