Pigai juga menjawab tudingan kalau cuitannya bermakna politis. Pigai menegaskan cuitannya murni soal keadilan.
"Saya tidak paham politik. Ini murni soal keadilan, apa yang saya cuit itu karena waktu 2014 Jokowi lakukan persis seperti yang dilakukan Pak Ganjar di Papua kemarin," kata Pigai kepada wartawan, Minggu (3/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pigai mengklaim cuitannya mewakili ketidakadilan yang dirasakan rakyat Papua. Kata Pigai, cuitan itu sebagai bentuk perjuangan yang dia lakukan.
"Setelah Jokowi terpilih Papua justru makin hancur; kekayaan diambil, orangnya dibunuh dan harga diri rakyat Papua diinjak-injak. Ini sesuai dengan nilai perjuangan yang saya lakukan selama ini," ujarnya.
"Jika dikaitkan dengan politik, maka itu tuduhan yang tidak benar. Dalam cuitan saya itu jelas soal ketidakadilan (injustice) terhadap rakyat saya di Papua," lanjut Pigai.
Lebih lanjut, Pigai juga menegaskan bahwa dirinya merupakan penentang rasisme. Dia menilai orang yang melabeli dirinya rasis tidak memahami tulisan secara jernih.
"Saya adalah penentang rasisme paling terdepan. Tidak ada tweet saya yang isinya rasis. Mereka kait-kaitkan dengan rasisme karena sakit hati, dan kemampuan otaknya belum mampu mencerna secara jernih. Saya sudah sebut nama (subjek), frasa 'Orang Jawa Tengah Jokowi' itu 'AKSIOMA'," kata Pigai.
(eva/fas)