Masjid Sriwijaya di Jalan Pangeran Ratu, Jakabaring, Palembang kini menjadi sarang babi dan ular karena mangkrak akibat kasus korupsi. Dewan Masjid Indonesia prihatin dengan kondisi tersebut.
"Secara umum, DMI prihatin atas, jika benar, mangkraknya pembangunan masjid Sriwijaya Palembang, yang apalagi konon sudah jadi sarang ular dan sebagainya," kata Sekjen Pengurus Pusat DMI, Imam Addaruqutni, kepada wartawan, Minggu (3/10/2021).
Imam menilai perlunya perhatian dari Pemprov Sumsel. Jika tidak ada faktor lain yang menghalangi, Imam berharap pembangunannya dilanjutkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"DMI berharap pimpinan provinsi Sumatra Selatan, mungkin Pak Gubernur, Pak Herman Deru, jika tidak ada faktor luar yang menghalangi, misalnya bahwa kondisi kemangkrakan memang untuk sementara sebagai bagian alat bukti atau persoalan legal lainnya yang menghalangi dilakukannya langkah pembangunan lanjutan," ujarnya.
Meski begitu, dia menyerahkan kepada suara masyarakat setempat. Menurutnya, provinsi Palembang dengan mayoritas umat Islam dapat mempengaruhi kebijakan agar pembangunan dilanjutkan.
"Suara masyarakat Sumatra Selatan khususnya umat Islam dapatlah kiranya diharapkan dapat mempengaruhi keluarnya kebijakan yang lebih maslahat bagi kelanjutan pembangunannya," ucapnya.
Apalagi kata Imam, nama Sriwijaya sangat melekat dengan Sumatera Selatan. Dia menilai masjid ini akan menjadi ikon atau landmark Palembang jika pembangunan dilanjutkan.
"Nama Sriwijaya yang dilekatkan pada nama masjid tersebut kiranya juga sangat ikonik bagi Sumatra Selatan atau Palembang, sehingga kelanjutan pembangunannya mungkinkah diidealisasikan bahwa Masjid Sriwijaya ini nanti juga dapat melengkapi landmark Palembang," ucapnya.
"DMI juga berharap demikian dan itu mungkin juga akan lebih baik jika kita dapat mengatribusi Palembang sebagai kota yang maju, modern, tapi juga religius," lanjut Imam.
Simak selengkapnya di halaman berikut
Lihat Video: Menjelajah Masjid Sriwijaya yang Katanya Jadi Sarang Ular-Babi
Masjid Sriwijaya Mangkrak Jadi Sarang Ular-Babi
Kompleks Masjid Sriwijaya itu berada di Jalan Pangeran Ratu, Jakabaring, Palembang. Kompleks Masjid Sriwijaya sudah ditumbuhi rumput tinggi. Tak mudah menuju titik di mana rencananya akan menjadi bangunan utama masjid.
Mulai masuk gerbang yang pintunya sudah roboh dan tidak dipasangi garis polisi itu, terlihat juga ada plang atau segel bertulisan 'Kawasan & Bangunan ini dalam proses penyidikan Tipikor Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan'. Selain itu, ada beberapa tiang fondasi berdiri di sana.
Sementara itu, ada hal yang menegangkan ketika kita hendak menuju di titik utama pembangunan masjid tersebut. Warga sekitar tidak menyarankan untuk menuju lokasi utama dengan berjalan kaki karena ada ancaman serangan ular berbisa ataupun babi.
"Hati-hati ya, Pak, kalau mau masuk ke dalam (titik utama bangunan masjid). Kami dulu pernah lihat ular (ular kobra) dan babi di sekitaran situ," kata Arman Maulana, seorang warga yang sudah lama berdagang di sekitar kompleks Masjid Sriwijaya, saat ditemui detikcom.
Sesampai di titik utama dengan mengendarai sepeda motor, terlihat hamparan bangunan masjid yang mangkrak tersebut dengan beberapa tiang penyangganya.
Di sana, terlihat ada genangan air yang sudah berlumut. Ada juga tangga untuk menuju ke lantai bawah yang dipenuhi dengan genangan air. Dari atas bangunan itu, terlihat jelas gedung kantor Kejati Sumsel dan jalur LRT.
Warga sekitar berharap, lahan yang kini diduga menjadi sarang ular kobra dan babi itu bisa segera dibersihkan. Warga mengatakan lahan dan bangunan itu terbengkalai sejak lama.
"Lahan serut-serut gini kan positif pasti banyak ular. Jangankan cuma ular, babi saja kami pernah lihat, babi hutan. Kami harap bisa dibersihkan agar tidak ada lagi ular dan babi di lokasi tersebut," ungkapnya.