Wakil Ketua DPD Mahyudin memimpin langsung pelepasan jenazah Mendiang Anggota DPD asal Provinsi DKI Jakarta, Sabam Sirait di Plaza Nusantara Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI hari ini. Sabam Sirait kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Mahyudin mengatakan kepergian Sabam Sirait membawa duka bagi anggota DPD. Selama kehadiran Sabam Sirait menjadi Anggota DPD, lanjutnya, membawa kebanggaan dan kehormatan bagi lembaga.
"Almarhum Bapak Sabam Sirait merupakan figur yang sangat bijaksana, kritis, pengayom, dan teguh memegang prinsip, serta tegas dalam bertindak, disiplin melaksanakan tugas dan merupakan seorang politikus senior serta negarawan sejati yang senantiasa melaksanakan fungsinya sebagai wakil rakyat," ucap Mahyudin dalam keterangan tertulis, Minggu (4/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mahyudin, selama berkiprah di DPD sebagai senator yang mewakili daerah DKI Jakarta, Sabam Sirait konsisten menunjukkan dedikasi dan komitmen dalam melaksanakan tugas.
"Meskipun sudah memasuki usia lanjut, namun semangatnya tidak pernah kendor. Pengalaman politiknya yang panjang serta pergaulannya yang luas dan beragam, baik di pusat maupun daerah, bahkan baik di lembaga perwakilan maupun pemerintah serta organisasi politik maupun kemasyarakatan, sungguh telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan tugas bagi kami di DPD," tutur senator asal Kalimantan Timur itu.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD Sultan B Najamudin menjelaskan, Sabam Sirait merupakan Anggota DPD yang disegani. Selain itu, kata dia, Sabam Sirait merupakan politisi senior di kancah perpolitikan Indonesia.
"Beliau merupakan anggota yang disegani dan merupakan politisi senior yang sudah malang melintang di dunia politik. Maka hari ini, kami pimpinan DPD RI akan memberikan penghargaan terakhir," tuturnya.
Sultan menilai, Sabam Sirait sudah dianggapnya sebagai orang tua. Ia juga mengaku telah banyak belajar dari Sabam Sirait karena mengalami era Orde Lama dan Orde Baru.
"Beliau juga hampir tidak pernah absen duduk di Senayan. Artinya beliau politisi kawakan sekaligus negarawan," terangnya.
Sebagai informasi, Sabam Sirait menghembuskan napas terakhir pada Rabu (29/9) malam. Sabam Sirait sempat dirawat selama dua bulan di RS Siloam Karawaci karena menderita sakit paru-paru.
Sabam Sirait lahir di Pulau Simardan, Tanjungbalai, Sumatera Utara, 13 Oktober 1936. Pada 2015, Sabam Sirait dianugerahi Presiden Joko Widodo penghargaan Bintang Mahaputera Utama sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi di dunia perpolitikan.
Semasa hidupnya, Sabam Sirait banyak berkecimpung dalam dunia politik. Ia pernah menjabat Anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) periode 1967-1973. Kemudian Anggota DPR periode 1973-1982, Anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) periode 1983-1993. Selain itu, ia pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Sabam menikah dengan Sondang Sidabutar, dokter lulusan Universitas Sumatera Utara (USU), dan mempunyai empat orang anak dan delapan cucu. Ayah dari politikus PDIP Maruarar Sirait ini memiliki kegemaran membaca, berenang, dan berkunjung ke beberapa daerah. Sabam adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
(akn/ega)