Sudirman Said Sebut Pemecatan Novel Dkk Jadi Dosa Sejarah Elite Korup

Sudirman Said Sebut Pemecatan Novel Dkk Jadi Dosa Sejarah Elite Korup

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 01 Okt 2021 11:45 WIB
Sudirman Said Dok Istimewa
Foto: Sudirman Said Dok Istimewa
Jakarta -

Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, menyoroti pemberhentian 57 orang mantan pegawai KPK yang tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). Dia mengatakan pemberhentian 57 orang tersebut bakal menjadi dosa sejarah.

"Ini adalah dosa sejarah yang akan digendong oleh segelintir elite yang korup. Karena ada di antara mereka yang mereka bukan saja mencuri, tapi ingin mencuri sebebas-bebasnya," ujar Sudirman Said kepada wartawan, Jumat (1/10/2021).

Dia mengatakan para elite korup itu berupaya menghancurkan sendi-sendi pengendalian bernegara. Sudirman Said menyebut 57 eks pegawai KPK itu merupakan pejuang yang disingkirkan dengan stempel tak lolos TWK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korbannya para pejuang yang penuh dedikasi dan semangat mengabdi kepada bangsa, distempel dengan predikat tidak memenuhi standar tes wawasan kebangsaan," ujarnya.

Sudirman Said menuding Novel Baswedan dkk dipecat karena ada pesanan segelintir manusia tamak. Dia meminta tak ada pengalihan isu korupsi dengan tudingan radikal.

ADVERTISEMENT

"Yang memecat mereka, bukan sedang bekerja untuk negara dan bangsa, tapi sedang menjalankan pesanan segelintir manusia tamak yang sedang menutupi dosa-dosanya," ucap Sudirman.

"Jangan menutupi keasyikan korupsi dengan menyemburkan tuduhan radikal radikul. Jangan mengalihkan perhatian atas penggarongan uang rakyat dengan menstigma tidak lolos tes kebangsaan," imbuhnya.

Sudirman Said mengaku paham kalau KPK bukan segalanya dan orang-orang di KPK bukan malaikat. Tapi, katanya, institusi KPK masih berfungsi.

"Jangan menghancurkan institusi yang masih berfungsi," ucapnya.

Simak video 'Detik-detik Novel Baswedan dkk Tinggalkan Gedung KPK':

[Gambas:Video 20detik]



Selain KPK, Sudirman Said menilai Indonesia juga membutuhkan pengadilan yang bersih, DPR yang tidak korup dan BPK yang bersih. Dia mengatakan BPK tak boleh melakukan politisasi fungsi audit.

"Bukan yang melakukan politisasi fungsi audit," tuturnya.

"Dan tentu butuh eksekutif, Presiden dan para menteri yang kredibel, menjunjung tinggi integritas dan memiliki kompetensi memadai," lanjut Sudirman.

Sudirman Said memuji pembentukan Indonesia Memanggil 57+. Dia menyebut para mantan pegawai KPK itu sebagai pejuang.

"Saya mengapresiasi daya juang mereka dan menyambut baik pembentukan 57+ Institute," ucapnya.

Sebelumnya, 57 orang tak lolos TWK resmi diberhentikan dari KPK pada 30 September. Usai diberhentikan, para mantan pegawai KPK itu membuat IM57+ Institute yang memiliki executive board yang terdiri dari Hery Muryanto (eks Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK), Sujanarko (eks Direktur PJKAKI KPK), Novel Baswedan, Giri Suprapdiono (eks Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti Korupsi KPK) dan Chandra SR (eks Kabiro SDM KPK).

Selain itu juga terdapat investigation board yang terdiri dari para penyidik dan penyelidik senior, law and strategic research board yang beranggotakan ahli hukum dan peneliti senior. Selanjutnya ada education and training board yang terdiri atas jajaran ahli pendidikan dan training anti korupsi.

Halaman 2 dari 2
(haf/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads