Politikus senior, Sabam Sirait (85), wafat kemarin malam di RS Siloam Karawaci. Semasa hidup, ia dikenal sebagai politikus tangguh yang garang kala menyampaikan interupsi.
Interupsinya yang paling terkenal ialah saat ia mengikuti Sidang Umum MPR pada Maret 1993. Dikutip dari buku 'Oposisi: Partai Demokrasi Indonesia, Partai Oposisi Terakhir Era Presiden Soeharto' yang ditulis Tim Majalah Tempo, Sabam Sirait pernah melakukan interupsi, protes karena usulan rancangan ketetapan pemilu tak masuk agenda.
Interupsi ini begitu fenomenal saat itu. Sebab, interupsi di sidang MPR merupakan hal yang tabu di zaman Orde Baru. Apalagi Orde Baru lewat Golkar begitu berkuasa.
Ada empat fraksi yang menolak usul PDI soal ketetapan pemilu itu. Sabam Sirait nyelonong begitu ke meja pimpinan sidang setelah mengacungkan tangannya dan berteriak dengan keras, 'interupsi!'.
Ia memprotes karena usulan PDI berupa rancangan ketetapan tentang perubahan atas Ketetapan 3/1988 mengenai pemilu tak masuk agenda. Ketetapan ini terkait pemilu dimasukkan pada hari libur.
Saat itu, sidang umum MPR dipimpin Wahono. Langkah berani Sabam Sirait melakukan interupsi itu pun diikuti oleh Nico Daryanto dan Sukowaluyo. Saking fenomenalnya, media massa kala itu menjuluki Sabam Sirait sebagai 'pendekar tangguh' karena berani menyampaikan interupsi.
(rdp/tor)